Dalam dunia Konstruksi, beton bertulang tentunya bukan hal yang asing lagi. Bahkan untuk membuat konstruksi bangunan saat ini banyak yang telah menggunakan konsep beton bertulang. Untuk lebih mengenal tentang beton bertulang kali ini kita akan membahas sejarah penggunaan beton bertulang. Langsung saja kita simak pembahasannya dibawah ini.
Apa Itu Beton Bertulang?
Beton bertulang adalah suatu campuran yang terdiri atas batu kerikil atau batu pecah, pasir dan pengikat yang biasanya menggunakan semen. Campuran bahan tersebut selanjutnya dijadikan satu dan dibuat adonan menggunakan air. Jika sudah kering biasanya akan membentuk sebuah masa seperti batuan.
Lalu untuk penahan bebannya, beton bertulang ini akan dilengkapi dengan kerangka. Kerangka tersebut terbuat dari susunan besi. Fungsi kerangka adalah untuk menahan beban dan beton supaya tidak mengalami pergeseran.
Awal Ditemukannya Beton Bertulang
Beton pertama kali digunakan pada tahun 1850 oleh seorang warga perancis yang bernama Joseph Monier dan Joseph Lambot. Pada saat itu, mereka sedang membuat perahu dan beton diberi tulang yang berasal dari kawan besi yang disusun secara pararel. Karena itulah kedua orang tersebut dinyatakan sebagai penemu konsep beton bertulang.
Tahun 1867 Joseph Monier berhasil memperoleh hak paten dari hasil karya yang diciptakannya. Hasil karya tersebut berupa kolam penyimpan air yang dibuat dari bahan beton dan diberi tulang konstruksi dari anyaman tulang besi. Penggunaan konsep ini sendiri ternyata mampu menghasilkan konstruksi yang lebih ringan tapi bagian betonnya tetap memiliki kekuatan yang maksimal.
Sejak saat itulah, Joseph Monier semakin sering memperoleh hak paten dari penggunaan konstruksi beton bertulang pada bangunan yang lebih besar seperti bendungan, jembatan dan lain sebagainya. Selanjutnya, seorang warga inggris yang bernama William E. Ward di tahun 1875 berhasil menciptakan bangunan dengan menggunakan konstruksi tulang beton pertama di Amerika Serikat. Hanya saja, dia mengatakan bila ide pembuatan bertulang ini asalya dari para tenaga kasar atau buruh di Inggris. Dua tahun berikutnya yaitu 1877, Thaddeus Hyat dari Amerika berhasil membuat analisa mengenai ketahanan beton pada panas api.
Di sisi lain E.L Ransome yang berasal dari San Fransisco di tahun 1870 berhasil menemukan beton bertulang yang berbentuk ulir. Penemuan ini selanjutnya mendapatkan hak paten pada tahun 1884 atas namanya sendiri.
Perkembangan Beton Bertulang
Pada dasarnya beton bertulang memiliki ciri utama pada penampang yang melinting dan menggunakan bentuk bujur sangkar serta diputar atau diulir dalam satu putaran. Ukuran panjang yang umumnya digunakan adalah kurang dari 12 kali diameter tulang. Dengan begitu ikatan yang ada antara tulang dan beton jadi semakin kuat. Dari sini selanjutnya konsep penggunaan dan pengembangan dari teknologi beton bertulang terus berubah sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan berbagai inovasi baru yang dilakukan oleh para ahli konstruksi.
Saat ini sistem perhitungan dan prinsip yang digunakan dalam menghitung beban beton bertulang ada dua yaitu W.S.D dan U.S.D. Untuk perhitungan W.S.D menggunakan elastisitas yang merupakan perbandingan modulus elastisitas baja dan beton. Sedangkan U.S.D adalah cara perhitungan yang didasarkan pada kekuatan dan daya tahan paling tinggi dari bahan beton bertulang melawan tingkat kelenturan tulang.
Kelebihan dan Kekurangan Beton Bertulang
Penggunaan beton bertulang pada konstruksi memiliki beberapa keuntungan seperti bentuknya dapat dibuat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Selain itu, karena tertutup rapat dengan campuran pasir dan semen, besi yang dijadikan sebagai tulang dan kerangka konstruksi tidak akan pernah mengalami pengeroposan karena karat.
Keuntungan lain dari penggunaan beton bertulang adalah tidak membutuhkan suatu sistem perawatan yang khusus. Dengan begitu jika sewaktu-waktu terjadi gempa, beton bertulang tidak akan mudah mengalami pergeseran. Bahkan untuk tanah yang keadaanya tidak bagus juga tetap bisa menggunakan beton bertulang.
Meski memiliki banyak kelebihan, tentunya beton bertulang juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut diantaranya jika ingin mengubah desain rumah atau bangunan, maka anda harus membuat konstruksi yang baru. Apabila anda ingin melakukan pembongkaran, konstruksi beton tersebut tidak akan bisa digunakan lagi.