Mortar adalah jenis semen yang praktis dan cukup banyak digunakan dalam pembangunan. Jenis semen yang satu ini seringkali digunakan sebagai perekat bata ringan, plesteran bata ringan hingga acian.
Menghitung kebutuhan mortar harus dilakukan dengan akurat. Hal ini karena bila dilakukan secara asal-asalan atau salah hitung bisa mengakibatkan kerugian material. Bahkan bisa juga menyebabkan kekurangan yang mengakibatkan terhambatnya proses pembangunan.
Cara penghitungan kebutuhan mortar sendiri sebenarnya tidaklah sulit. Anda hanya perlu mengikuti rumus atau cara yang ada. Adapun rumus dan cara tersebut akan kita bahas dalam pembahasan dibawah ini.
Cara Mudah Menghitung Kebutuhan Mortar
Jumlah kebutuhan mortar seringkali digunakan untuk mempersiapkan dana pembangunan. Dari jumlah tersebut kita bisa mengetahui total estimasi biaya yang diperlukan dalam membangun sebuah gedung atau rumah. Dalam menghitung banyaknya kebutuhan semen mortar Anda memerlukan ukuran dari tebalnya bata ringan lebih dulu. Hal ini karena berhubungan erat dengan luasnya bidang perekat.
Umumnya kebutuhan semen yang digunakan untuk merekatkan bata ringan jumlahnya tidak terlalu banyak. Adapun alasannya karena melihat segi cara pelaksanaannya memang telah diatur dengan sedemikian rupa. Supaya lebih maksimal dan juga efisien dalam proses penggunaan mortar akan menggunakan alat perata khusus.
Adapun alat perata tersebut adalah roskam bergerigi. Pada dasarnya cara menghitung kebutuhan semen ini sendiri sedikit berbeda dengan pasangan batako atau bata merah karena tidak memerlukan pasir. Jadi mortar atau semen instan ini hanya perlu dicampurkan dengan air.
Selanjutnya mortar bisa digunakan dan langsung dioleskan ke bidang permukaan bata ringan. Dengan begitu kebutuhan akan mortar bisa lebih hemat dibandingkan penggunaan semen biasa.
Contoh Perhitungan Kebutuhan Mortar
Berikut ini adalah metode yang bisa Anda gunakan untuk menghitung kebutuhan mortar:
Berdasarkan data yang ada dilapangan 1 M2 pasangan dinding menggunakan sekitar 4 kg semen instan atau mortar. Hal tersebut bila pasangan dindingnya menggunakan bata ringan dengan ukuran 10x20x60. Untuk air yang diperlukan sebagai campuran sekitar 1 liter untuk 5 kg semen mortar. Adapun contoh perhitungan mudahnya adalah:
Misalnya saja ada pertanyaan dinding bangunan mempunyai panjang 25 m dengan tinggi 4 m, maka berapa total kebutuhan semen mortar dan juga air yang digunakan untuk merekatkan bata ringan?
Jawaban:
Luas Dinding = 25 x 4 = 100 m2, artinya jumlah kebutuhan semen mortarnya adalah 100 M2 x 4 kg/m2= 400 kg. Apabila dikonversikan ke dalam Zak maka 400/40 = 10 Zak. Perlu diketahui jika 1 zak = 40 kg. Adapun air yang diperlukan sebagai campuran untuk mortar tersebut adalah 400 kg/5 kg= 80 liter air.
Cara atau metode perhitungan kebutuhan semen mortar diatas tentunya sangat mudah dilakukan. Meski begitu, banyaknya kebutuhan semen mortar juga tergantung dari merek yang digunakan.
Seperti yang kita tahu jika mortar mempunyai berbagai jenis merek yang tentunya mempunyai kualitas yang berbeda. Untuk itulah proses pemilihan merek dan kualitas mortar juga harus diperhatikan.
Disamping itu kebutuhan mortar juga tergantung pada tingkat ketebalan penggunaanya. Umumnya tebal mortar yang digunakan untuk merekatkan bata ringan sekitar 3 mm. Apabila ketebalannya lebih dari itu kemungkinan besar tingkat kebutuhan semen mortar akan meningkat atau lebih besar per m2.
Untuk itulah cara pengaplikasian yang baik sangat diperlukan karena berpengaruh pada hasil dari pasangan dinding dan jumlah kebutuhan mortar. Demikianlah pembahasan ini semoga bisa membantu memudahkan untuk menghitung jumlah kebutuhan mortar untuk pembangunan Anda. Dengan begitu bagunan yang Anda inginkan bisa terwujud sesuai keinginan dan sesuai dengan budget yang ada.