Perbedaan Material pada Mutu Beton

perbedaan material pada mutu beton

Beton menjadi salah satu material yang populer digunakan untuk konstruksi. Faktanya ada beberapa jenis beton yang tersedia di pasaran, di mana beton cor menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir. Kepopuleran beton cor ini tentu tidak lepas dari praktisnya pemakaian yang membuat konstruksi bangunan berjalan lebih cepat. Nah, apakah Anda tahu bahwa perbedaan material pada mutu beton akan berpengaruh pada kekuatannya? Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai perbedaan material pada mutu beton:

Beton Kelas I atau Beton Non Struktural

Jenis beton yang pertama ini biasa digunakan untuk pekerjaan non structural. Pelaksanaannya pun tidak membutuhkan keahian khusus. Pengawasan yang dibutuhkan juga bersifat ringan dengan fokus pada mutu bahan saja. Jadi, pada beton kelas I ini kekuatan tekanan beton tidak terlalu menjadi syarat utama.

Jika Anda belum tahu, mutu beton kelas I ini juga sering disebut B0. Sesuai dengan kelasnya, beton ini tergolong ekonomis dengan tebal sekitar 5-7 cm. Pada dasarnya campuran mutu beton kelas I ini menggunakan Fly Ash dan Non Fly Ash. Fly Ash sendiri biasa digunakan untuk meminimalisir pengguaan semen. Komposisi material pada beton kelas I ini adalah Semen 274 kg, Pasir 1012 kg, Split/Kerikil 0 Kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.97.

Beton Kelas II

Jenis beton yang kedua ini biasa digunakan untuk pekerjaan structural. Penggunaannya sendiri membutuhkan keahlian yang cukup dan pengawasan dari ahli. Berbeda dengan beton kelas I, beton kelas II ini melalui pengawasan mutu yang sangat ketat secara berkelanjutan. Tak hanya itu, kekuatan tekanan beton juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Beton kelas II sendiri tersedia dalam berbagai mutu standar seperti B1, K125, K175 hingga K500. Nama-nama sebutan untuk beton kelas II ini bukannya tidak memiliki makna. Misalnya K175, nama ini berarti bahwa si beton memiliki kekuatan tekanan 175 kg per meter persegi. Bagaimana dengan komposisi material pada mutu beton kelas II ini?

  • Beton K175 terdiri dari semen 326 kg, Pasir 760 kg, Kerikil 1029 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.66
  • Beton K200 standar terdiri dari semen 352 kg, Pasir 731 kg, Kerikil 1031 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.61
  • Beton K255 standar terdiri dari semen 371 kg, Pasir 698 kg, Kerikil 1047 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.58
  • Beton K250 standar terdiri dari semen 384 kg, Pasir 692 kg, Kerikil 1039 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.56
  • Beton K300 standar terdiri dari semen 413 kg, Pasir 681 kg, Kerikil 1021 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.52
  • Beton K350 standar terdiri dari semen 448 kg, Pasir 667 kg, Kerikil 1000 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.48
  • Beton K400 standar terdiri dari semen 466 kg, Pasir 654 kg, Kerikil 990 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.46
  • Beton K500 standar terdiri dari semen 480 kg, Pasir 650 kg, Kerikil 1000 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.50

Beton Kelas III atau Beton Struktural

Terakhir ada beton kelas III yang biasa digunakan untuk pekerjaan structural. Idealnya beton kelas III ini memiliki kekuatan tekanan lebih dari K125. Penggunaan beton jenis ini juga dibutuhkan keahlian khusus dan bahkan dibutuhkan laboratorium dengan peralatan yang lengkap. Tak cukup sampai disitu, proses pengerjaannya juga harus dilakukan oleh tenaga ahli dan pengawasan mutunya harus dilakukan secara terus menerus.

Tabel Konversi Umur Beton

tabel konversi umur beton

Ada banyak hal yang bisa diulas dari topik beton. Material bangunan yang satu ini memang memiliki keunikan dan kerumitan tersendiri. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan beton adalah mutu beton itu sendiri. Mutu beton menjadi salah satu hal yang harus diuji dan dibuktikan sebelum beton dilepas ke konsumen. Untuk menguji mutu beton, idealnya pengujian dilakukan saat beton berumur 28 hari. Lalu apakah pengujian tidak bisa dipercepat?

Tabel Konversi Umur Beton dari PBI

Faktanya, terkadang konsumen meminta hasil yang lebih cepat sementara idealnya kita harus menunggu hingga 28 hari terlebih dahulu sebelum beton siap diuji mutunya. Selain tuntutan konsumen, ada penyebab lain yang membuat beton bisa diuji sebelum umurnya 28 hari misal untuk mengetahui rancangan Job Mix Formula, keperluan bekisting hingga kelengkapan laporan monitoring mutu beton oleh QC beton.

Pada dasarnya PBI telah menyatakan bahwa meskipun umur beton belum mencapai 28 hari, tapi pengujian tetap bisa dilakukan di mana hasil pengujian ini akan dikonversi ke umur 28 hari dengan menggunakan faktor yang ditetapkan oleh PBI. Faktor-faktor yang ditetapkan oleh PBI ini adalah sebagai berikut:

Umur Beton (Hari) Faktor Konversi
3 0.4
7 0.65
14 0.88
21 0.95
28 1

Lalu bagaimana cara membaca atau memahami tabel konversi umur beton dari PBI ini?

Contoh Perhitungan

Untuk lebih mudah dalam memahami dan menggunakan tabel konversi umur beton ini, maka berikut ada contoh penggunaannya.

Misalkan ada rancangan campuran mutu beton dengan rencana kuat tekan K350. Setelah menyiapkan beton yang akan dijadikan sampel, maka dilakukanlah pengujian mutu saat beton berusia 7 hari. Dari proses pengujian diperoleh bahwa saat usia beton 7 hari maka hasil dari mutu beton adalah 210 kg/cm2. Nah, setelah melihat tabel konversi umur, untuk mendapatkan mutu K350 pada beton umur 7 hari maka minimal harus mencapai 0.65 x 350 yaitu 227.5 kg/cm2. Hasil uji yaitu 210 kg/cm2 ternyata lebih kecil dari perhitungan tabel konversi. Jadi ini menunjukkan bahwa beton tersebut tidak akan bisa memenuhi kriteria untuk mencapai K350.

Lalu bagaimana jika kita ingin menggunakan beton berusia 21 hari untuk K500? Anda hanya perlu menghitung 0.95 x 500 yaitu 475. Dari angka ini, Anda harus melihat hasil uji mutu beton saat beton berusia 21 hari. Jika hasilnya ternyata sama atau lebih besar dibandingkan 475 maka itu berarti beton tersebut layak dan sesuai dengan rencana untuk K500. Sebaliknya, jika nilai uji mutu beton tidak mencapai angka 475, maka beton dianggap gagal dan tidak layak untuk memenuhi kriteria K500.

Bagaimana, mudah bukan untuk menggunakan tabel konversi umur beton di atas?

Terlepas dari tabel konversi dari PBI di atas, sebenarnya Anda menggunakan umur beton di luar tabel tersebut. Namun perlu diingat bahwa perhitungannya memang sedikit lebih rumit. Tapi apakah ada pihak yang menggunakan konversi di luar faktor yang dirilis oleh PBI? Jawabannya tentu ada. Sebagai contoh para praktisi dan laboratorium beton milik instansi pendidikan serta perusahaan beton readymix seringkali menggunakan faktor umur konversi di interpolasi antara umur 7 dan 14 hari.

Lalu bagaimana cara mengetahui faktor konversi di umur beton selain 3, 7, 14, 21 dan 28 hari? Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

Faktor Konversi Umur (x) = 0,00006x3 – 0,00431x3 + 0,10087x + 0,13402

Huruf x dirumus ini bisa Anda ganti sesuai dengan umur beton yang diuji.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda..

 

Tabel Kuat Tekan Beton

tabel kuat tekan beton

Setelah sebelumnya kita sudah mengulas tentang pengertian uji kuat tekan beton, maka kali ini kita akan membahas kelanjutannya yaitu tentang tabel kuat tekan beton. Tabel ini dibuat untuk mempermudah pihak-pihak yang membutuhkan informasi lebih cepat. Lalu seperti apa sih tabel kuat tekan beton ini?

Tabel Kuat Tekan Beton

Beton sendiri merupakan suatu massa padat yang terdiri dari campuran agregat, semen, air dan bahan tambahan lain jika diperlukan. Anda harus tahu bahwa dalam proses pembetonan sendiri ada banyak hal yang harus diperhatikan di mana salah satunya adalah kekuatan beton. Kekuatan beton ini bisa dilihat dari kuat tekan si beton yang sesuai dengan ketentuan dalam JMD.

Dalam pembahasan kuat tekan beton dan mutu beton, kita akan sering menemui istilah f’c dan K. Apa sih f’c dan K tersebut?

Mutu Beton f’c

Istilah f’c merujuk pada mutu beton f’c yang biasanya dinyatakan menggunakan satuan MPa. Jadi misalkan Anda melihat catatan bahwa suatu beton ditulis dengan mutu f’c 24 MPa maka ini berarti kuat tekan beton tersebut adalah 24 MPa pada umur 28 hari dengan benda uji berupa silinder ukuran diameter 15 cm x tinggi 30 cm. Rumusnya adalah 1 Mpa + 1 N/mm2 = 10,2 kg/cm2.

Mutu Beton K

Istilah K merujuk pada mutu beton K yang biasanya dinyatakan dengan satuan kg/cm2. Misalkan Anda melihat catatan beton dengan mutu K450 ini berarti kuat tekan beton tersebut adalah 450 kg/cm2 pada umur 28 hari dengan benda uji berupa kubus ukuran diameter 15 x 15 x 15 cm.

Jadi mutu beton f’c ini berlaku untuk benda uji berupa beton yang berukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm. Sebaliknya, mutu beton K hanya berlaku untuk benda uji berupa beton berbentuk kubus dengan ukuran diameter 15 x 15 x 15 cm saja.

Nah, berikut ini adalah tabel kuat tekan beton yang bisa Anda gunakan untuk menghitung:

Mutu Beton Kuat Tekan
Kg/cm2 MPa
K-225 225 18
K-250 250 20
K-275 275 22
K-300 300 24
K-350 350 28
K-400 400 32
K-450 450 36
K-500 500 40

Mempersiapkan Beton untuk Diuji Kuat Tekan

Sebagai informasi tambahan berikut akan dijelaskan beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mempersiapkan beton yang diuji.

  • Siapkan campuran beton segar yang akan diuji. Isi ke dalam cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis. Anda bisa menggunakan cetakan silinder ataupun kubus.
  • Setiap lapisan adukan beton yang masuk, pastikan untuk memadatkannya dengan 25x tusukan merata. Pastikan tongkat pemadat menyentuh dasar cetakan saat lapisan pertama dibuat. Untuk lapisan kedua dan ketiga, cukup memasukkan tongkat pemadat hingga ¼ bagian lapisan sebelumnya.
  • Anda bisa mengetuk sisi-sisi cetakan sampai rongga tusukan tertutup sempurna saat pemadatan sudah selesai dilakukan. Ratakan permukaan dan tutup dengan bahan anti karat serta kedap air. Diamkan cetakan hingga 24 jam di tempat yang tidak ada getaran.
  • Bersihkan beton yang akan diuji dan catat berat serta ukurannya. Jangan lupa untuk memberi lapisan mortas belerang di bagian bawah dan atas beton ya.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda..

Apa Itu Kuat Tekan Beton?

kuat tekan beton

Beton menjadi salah satu material bangunan yang sering dipilih oleh masyarakat dalam konstruksi bangunan. Material ini dipilih bukan tanpa alasan, faktanya ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh beton yang mana tidak dimiliki material lain. Kekuatan beton menjadi salah satu keunngulan terbaik dari material ini. Beberapa dari Anda mungkin tidak menyadari apa itu kekuatan beton atau kuat tekan beton1. Simak ulasannya di sini ya..

Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Jadi dalam proses pengujiannya, benda yang berasal dari beton akan ditekan menggunakan mesin tekan untuk melihat seberapa jauh kekuatan tekanannya.

Pada dasarnya, kuat tekan beton menjadi sifat yang paling penting dalam kualitas beton dibandingkan dengan sifat lainnya. Hal ini karena banyak sifat-sifat fisik utama beton bisa ditentukan dari berbagai kuat tekan beton seperti kuat geser beton, modulus elastisitas beton, kuat tarik belah beton, syarat kedap air, syarat keawetan beton dan lain sebagainya.

Faktor yang Mempengaruhi Kuat Tekan Beton

Mengingat pentingnya informasi mengenai kuat tekan beton, maka selanjutnya kita akan mengulas tentang beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan beton itu sendiri. Sebenarnya ada 3 faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan beton yaitu:

  • Sifat dan Proporsi Campuran Beton

Faktor pertama ini menjadi tindakan awal dalam proses pembuatan beton untuk mencapai mutu yang diinginkan. Anda tentu tahu bahwa setiap komponen yang diperlukan dalam campuran beton memiliki peranan penting. Namun ada beberapa sifat dan proporsi yang memiliki pengaruh dominan yaitu rasio air/semen, tipe semen, air campuran, agregat dan bahan tambahan.

  • Kondisi Pemeliharaan

Faktor yang kedua adalah kondisi pemeliharaan yang dilakukan setelah beton selesai dibuat. Meski menjadi salah satu material terkokoh namun bukan berarti beton tidak membutuhkan pemeliharaan. Faktanya, pemeliharaan secara berkala tetap perlu dilakukan agar beton berada di kondisi yang prima.

  • Faktor Pengujian

Dari mana Anda bisa tahu nilai kuat tekan beton? Sebelum dipasarkan atau diantar kepada pemesan, setiap beton akan melalui proses pengujian. Pengujian ini biasa disebut dengan uji kuat tekan beton dan selalu dilakukan agar kita bisa tahu apakah kekuatan beton sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan yang direncanakan.

Pengujian ini sendiri biasanya dilakukan pada material beton segar yang berbentuk kubus atau silinder, di mana material beton ini sudah mewakili campuran beton. Jangan lupa unyuk mencatat berat dan ukuran beton yang akan diuji. Selanjutnya, siapkan alat uji tekan beton. Anda harus tahu bahwa alat ini memang dirancang secara khusus untuk menguji kuat beton. Jadi Anda tidak boleh asal menguji kekuatan beton dengan cara atau alat lain.

Jika alat sudah siap, maka Anda bisa meletakkan beton yang akan diuji tepat di bagian tengah mesin uji. Operasikan mesin dengan penambahan beban yang konstan antara 2kg/cm2 sampai dengan 4kg/cm2 per detiknya. Lakukan uji tekanan ini hingga beton yang diuji hancur dan pastikan Anda mencaat semuanya termasuk beban maksimum, kondisi beton uji hingga gambar bentuk pecahannya selama pengujian berlangsung.

Lalu kapan uji kuat tekan beton ini biasanya dilakukan? Waktu ideal untuk melakukan uji kuat tekan beton adalah saat beton berusia 3 hari, 7 hari dan 28 hari dengan minimal pengujian pada 2 beton setiap kali pengujian dilakukan.

Keuntungan Memakai Lantai Beton

keuntungan memakai lantai beton

Rumah atau bangunan tidak akan bisa berdiri sendiri. banyak elemen yang mempengaruhi fungsi dan estetika dari suatu bangunan. Sebut saja, atap, pondasi, dinding, lantai, pintu, jendela dan lain sebagainya. Semua elemen ini saling terkait dan sama-sama penting dalam proses pembangunan. Dari sekian banyak elemen bangunan tadi, lantai menjadi salah satu yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena lantai akan selalu mendapat kontak langsung dengan penghuni atau siapapun yang menginjakkan kaki di bangunan tersebut.

keuntungan memakai lantai beton

Pada dasarnya, ada  Ada banyak jenis material yang bisa Anda gunakan untuk lantai bangunan seperti beton, batu alam, kayu, keramik dan lain sebagainya. Dari material-material tersebut, akhir-akhir ini beton cukup difavoritkan lho. Ada banyak alasan yang mendasari kenapa beton difavoritkan.  Nah, apa sih keuntungan memakai lantai beton in ini? Simak ulasannya berikut..

Perawatan yang Mudah

Lantai menjadi salah satu bagian rumah yang paling sering mendapat kontak dengan penghuninya. Hal ini membuat lantai menjadi lebih mudah kotor. Tentunya membersihkan lantai setiap hari sudah menjadi rutinitas bagi penghuni rumah. Namun, Anda harus tahu bahwa lantai beton tidak mudah menyerap noda dan kotoran. Jadi, dengan menggunakan lantai beton, Anda tidak perlu mengepel lantai setiap hari. Perawatan minimal setiap hari dan perawatan ekstra seminggu sekali sudah sangat cukup untuk lantai beton. Jadi Anda lebih hemat biaya perawatan dan waktu juga kan?

Lebih Awet

Beton menjadi satu material yang dikenal awet karena usianya bisa mencapai ratusan tahun jika perawatannya tepat. Fakta ini, tentu membuat Anda tidak perlu repot-repot mengganti material lantai secara berkala. Apalagi permukaan beton juga tidak akan mengalami perubahan yang berarti ataupun mudah rusak selama dirawat dengan baik.

Pemilihan Gaya Lebih Banyak

Material beton yang digunakan untuk lantai bangunan memiliki pemilihan gaya yang lebih banyak dibandingkan dengan material lain. Hal ini karena faktor beton sendiri yang dibuat berdasarkan campuran beberapa material dan dipasang atau diaplikasikan saat beton masih lumer. Nah, selain mudah disesuaikan dengan gaya banguan, Anda juga bisa memberikan sentuhan-sentuhan tersendiri pada lantai beton. Misalkan Anda bisa mengganti warna hingga menyesuaikannya dengan gaya rumah untuk rumah minimalis, klasik, rustic ataupun eropa modern.

Agar lantai terlihat lebih modern, Anda bisa menambahkan finishing berupa sealer akrilik sehingga permukaan lantai mengkilap. Kemudian, untuk gaya rustic, Anda bisa memberikan finishing matte pada lantai.

Tidak hanya itu, material beton juga bisa diaplikasikan pada interior dan eksterior. Jadi kreasi lantai beton tidak melulu hanya untuk di dalam rumah. Bagian teras dan garasi juga bisa menggunakan beton sebagai material lantainya. Namun, Anda harus memperhatikan ketahanan lantai beton terhadap cuaca. Untuk bagian bangunan atau rumah yang terkena cahaya matahari secara langsung, akan lebih baik jika lantai beton dilapisi dengan finishing berbasis silicon.

Proses Pengerjaan Lebih Mudah

Anda tentu tahu bahwa ada beberapa jenis beton yang bisa ditemukan di pasaran saat ini. Pembuatan beton secara manual memang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, namun dengan adanya beton ready mix maka masalah ini bisa diatasi dengan sangat mudah. Penggunaan beton ready mix untuk lantai beton tentunya membuat proses pengerjaan lebih mudah dan hasilnya pun lebih bagus. Pastikan Anda memilih beton ready mix dengan takaran pas agar hasil lantai beton Anda tidak mengecewakan ya.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda semua..

Cara Membuat Lantai Beton Berwarna

Cara Membuat Lantai Beton Berwarna

Beton menjadi salah satu material yang banyak digunakan dalam proses pembangunan. Penggunaan beton ini tidak lain karena usianya yang lebih awet dan mudah dalam pengaplikasian. Nah, salah satu tren yang muncul di dunia arsitektur dalam beberapa tahun belakangan ini adalah penggunaan material beton untuk lantai bangunan. Bagi sebagian orang, mungkin lantai beton terlihat kurang menarik. Mengingat beton identik dengan warna yang monoton dan gelap. Namun, kondisi ini tidak serta merta membuat kreatifitas Anda buntu kan?

Faktanya, sama dengan lantai semen, lantai beton ini juga bisa diwarnai sesuai keinginan Anda. Bahkan lantai beton lebih mudah untuk disesuaikan dengan gaya rumah Anda. Tidak berhenti hanya pada pewarnaan saja, lantai beton juga bisa dilapisi dengan bahan atau material lain yang membuat lantai terlihat mengkilap ataupun matte.

Cara Membuat Lantai Beton Berwarna

Nah, kali ini kita akan lebih fokus pada cara membuat lantai beton berwarna. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, beberapa orang enggan menggunakan lantai beton karena merasa pilihan warna yang terbatas. Padahal anggapan ini tidak sepenuhnya benar lho. Memang beton identik dengan warna monoton gelapnya, tapi itu warna asli beton. Sementara, lantai beton sendiri sebenarnya bisa dikreasikan sesuai dengan keinginan Anda. Anda tidak percaya? Baiklah, simak beberapa langkah dalam cara membuat lantai beton berwarna berikut ini:

  1. Persiapkan Alat dan Perlengkapan yang Dibutuhkan

Beberapa alat dan perlengkapan yang harus Anda persiapkan adalah solatip atau masking tape, vacuum cleaner (wet dan dry), TSP atau Trisodium Phospat (yang bisa Anda beli di toko bangunan), ember dan lap pel, sapu dan pengki, asam muriatic atau asam klorida untuk cat berbasis minyak atau asam fosfat untuk cat berbasis latex, cat beton atau cat epoxy, roller dan extensionnya, kuas, tatakan cat, kain,sealer beton, patch beton, primer beton, scraper dan bantalan lutut.

  1. Bersihkan Ruangan dan Lantai yang Akan Dicat

Kosongkan dan bersihkan ruangan yang akan dicat. Anda bisa membersihkan lantainya dengan sapu atau vacuum cleaner. Jika ada noda cat atau semen yang mengeras di lantai maka Anda bisa menggunakan scraper. Kemudian, Anda juga bisa menembel bagian beton yang berlubang, jika ada. Pastikan semua lapisan beton yang akan dicat bebas dari kotoran dan penghalang.

  1. Basuh, Bilas dan Seal Beton

Langkah selanjutnya adalah membersihkan beton dari minyak dengan TSP. ikuti petunjuk penggunaan TSP yang ada di kemasan. Jika sudah, maka lanjut dengan membilas lanta beton dengan air panas secara menyeluruh. Kemudian, seal beton menggunakan jenis sealer semen. Baca petunjuk pemakaian sealer di kemasan.

  1. Lantai Beton Siap Dicat

Setelah penggunaan sealer, maka Anda harus menunggu lantai kering sebelum mulai melakukan pengecatan. Pertama, gunakan primer beton secara menyeluruh dan sesuai petunjuk penggunaan. Kemudian gabungkan primer dengan cat secara bersamaan. Anda bisa memanfaatkan solatip di sepanjang pinggiran dinding yang berbatasan langsung dengan lantai agar dinding tidak terkena cat saat proses pengecatan dilakukan.

Fyi, sebelum memutuskan untuk mengecat lantai beton rumah Anda, pastikan untuk menjauhkan anggota keluarga dari ruangan yang akan dicat lantainya. Hal ini perlu dilakukan karena uap pada cat lantai beton ini akan menyebar melalui pemanasan dan sistem pendingin sehingga menimbulkan polusi udara yang kurang sedap, khususnya untuk mereka yang sensitif terhadap bau. Kemudian, untuk memilih cat lantai beton yang tepat, Anda bisa meminta bantuan pada ahlinya atau berkonsultasi terlebih dahulu saat mengunjungi toko bangunan langganan Anda.

Semoha informasi di atas bermanfaat untuk Anda semua..

Cara Meratakan Lantai Beton Menggunakan Floor Screed

Dalam konstruksi, ada banyak istilah yang harus Anda ketahui di mana salah satunya adalah screed. Screed adalah suatu lapisan yang diletakkan di permukaan plester atau beton. Lapisan inilah yang akan digunakan sebagai pedoman ketebalan yang ingin dibuat. Selain itu, screed juga digunakan sebagai lapisan finishing pada lantai internal. Ketebalannya mencapai 50 mm hingga 100 mm.

Pada dasarnya screed ini merupakan elemen penting dalam proses konstruksi. Screed sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu Screed Anhidrit, Screed Epoxy, Screed Beton (Screed Pasir dan Semen), Screed Polimer dan Screed Campuran. Nah, kali ini kita akan lebih fokus pada pembahasan mengenai Screed Beton.

Screed Beton Untuk Meratakan Lantai Beton

Screed jenis ini bisa dibilang sebagai screed yang paling umum dipakai diproses konstruksi. Bahkan, screed beton ini menjadi screed paling ideal untuk dipakai lho. Kenapa?

Pertama, screed beton ini sangat unggul di segmen kualitasnya. Kedua, screed ini membutuhkan waktu sekitar 28 hari untuk bisa kering sempurna dan bisa digunakan. Ketiga, perawatan yang dilakukan tidak terlalu rumit karena Anda hanya perlu memastikannya tidak retak.

Untuk meratakan lantai beton menggunakan floor screed, biasanya orang lebih memilih menggunakan floor hardener yaitu layanan yang menawarkan jasa pengerjaan pembuatan lantai beton dengan material khusus. penggunaan jasa floor hardener ini tidak lain karena hasil akhirnya yang kuat dan ketahannya tinggi. Floor hardener biasanya juga menggunakan tenaga ahli serta mesin trowel sehingga pekerjaannya bisa dilakukan dengan optimal.

Cara Meratakan Lantai Beton Menggunakan Floor Screed Instan

Meski saat ini sudah ada floor hardener, tentunya sedikit informasi tentang cara meratakan lantai beton menggunakan floor screed tidak akan membuat Anda rugi kan? Dengan informasi ini, Anda juga menjadi lebih memahami tentang dunia konstruksi perlantaian. Apalagi saat ini Anda bisa dengan mudah membeli floor screed instan untuk lantai Anda. Selain mudah dan praktis digunakan, floor screed instan juga membuat proses konstruksi Anda berjalan lebih lancar.

Berikut ini adalah beberapa langkah dalam cara meratakan lantai beton menggunakan floor screed:

  1. Bersihkan Permukaan Lantai

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan permukaan lantai dari kotoran. Proses pembersihan ini tidak terbatas pada proses “kering” saja, tetapi juga bisa menggunakan air. Jika diperlukan, anda bisa menyiram seluruh lantai dengan air agar kotoran, debu dan partikel lain tidak menempel di permukaan lantai.

  1. Sebaiknya Pengerjaan di Saat Matahari Terik

Pengerjaan floor screed saat matahari terik akan membantu proses pengeringan lebih cepat. Normalnya, screed ini kering dalam waktu 28 hari namun dengan kondisi cuaca terik maka tidak menutup kemungkinan proses pengeringan menjadi lebih cepat.

  1. Area Lantai Harus Sudah Siap Dikerjakan

Sebelum memulai floor screed, pastikan area lantai yang diinginkan sudah siap. Tidak hanya bersih namun juga rata. Lakukan penelitian ulang untuk memastikan lantai sudah mengeras dan siap untuk diratakan.

  1. Aplikasikan Floor Screed Sesuai dengan Aturan di Kemasan

Jika area lantai sudah benar-benar siap untuk diratakan, maka selanjutnya Anda bisa mengaplikasikan floor screednya. Keberadaan floor screed instan sangat memudahkan Anda untuk melakukan perataan lantai beton lho. Cukup ikuti petunjuk yang ada di kemasan, mulai dari jumlah air yang dicampurkan hingga cara mencampurkan dan mengaplikasikannya ke lantai.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda semua ya..

Sampai jumpa di artikel lain..

Cara Membuat Plesteran Lantai Beton Ekspose

Sama halnya dengan dunia fashion, kita mengenal banyak sekali gaya atau style yang bisa diaplikasikan dalam konstrksi bangunan. Salah satu yang masih booming hingga saat ini adalah pengaplikasian lantai semen atau beton ekspose. Jenis lantai yang satu ini biasanya dipilih oleh orang yang ingin menggunakan gaya vintage, tradisional, klasik ataupun industrial untuk rumahnya.

Cara Membuat Plesteran Lantai Beton Ekspose

Sebenarnya lantai beton ekspose ini sempat hits beberapa waktu lalu, tapi kemudian tersingkir karena ada material baru yang lebih menarik. Kini, lantai beton ekspose berhasil menjadi primadona kembali bagi banyak orang. Nah, kali ini kita akan membagikan beberapa cara membuat plesteran lantai beton ekspose untuk Anda sebagai berikut:

  • Persiapkan Alat dan Bahan yang Dibutuhkan

Lagkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan semua bahan dan alat yang dibutuhkan seperti semen, pasir, air, coating, meteran, kertas semen, ember, cetok, jidar, roskam, benang dan waterpass.

  • Siapkan Area yang Akan Dilapisi Beton

Langkah selanjutnya adalah dengan membersihkan area yang akan diplester. Kemudian Anda bisa membentangkan tali untuk membentuk bidang seluas sekian meter persegi. Pembuatan bidang ini dilakukan untuk mempermudah proses plesteran.

  • Buat Adukan Pembentuk Lantai

Adukan untuk plesteran lantai beton ini terdiri dari semen dan pasir. Anda bisa menggunakan perbandingan 1:2 atau 1:3. Jangan lupa untuk menambahkan air untuk mencampur adukan.

  • Aplikasikan Plesteran Lantai

Selanjutnya, Anda bisa menyiram area tanah yang akan diplester agar adukan lebih mudah merekat. Tuangkan adukan beton ke empat sudut bidang yang sudah dibentuk di poin kedua tadi. Ratakan permukaannya dengan memenuhi anjuran ketebalan plester mencapai 5-10 cm. setelah sudut bidang tertutupi adukan, maka selanjutnya tuang adukan beton ke sepanjang tali bidang. Pastikan permukaan plesteran sudah rata sebelum Anda menuang adukan ke bagian tengah bidang yang masih kosong tadi. Ulangi langkah ini untuk mengaplikasikan adukan beton ke seluruh area yang akan dilantai. Dari poin ini , maka sudah terbentuk lantai beton dengan permukaan bertekstur kasar

  • Lakukan Proses Pengacian

Setelah lantai agak kering, maka Anda bisa memulai proses pengacian. Caranya mudah, oleskan semen yang sudah diencerkan ke permukaan lantai secara merata laluhaluskan dengan kertas sak semen. Ingat, ketebalan acian idealnya antara 2-3 mm saja.

  • Tunggu Lantai Mengering

Setelah proses pengacian selesai, maka lantai beton ekspose Anda sudah selesai dikerjakan. Tinggal menunggu lantai kering sepennuhnya. Biasanya proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 1 minggu saja. Rajin-rajinlah untuk mengelap lantai selama proses pengeringan karena kandungan air dalam lantai akan terus menerus dikeluarkan hingga lantai kering sempurna.

Setelah lantai beton ekspose mengering, maka Anda bisa mempercantik lantai beton lho. Pada dasarnya ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan seperti:

  • Memberikan variasi bentuk dan ukuran seperti pola zig zag atau diagonal, selang seling hingga pola tak beraturan.
  • Memberikan variasi pengisi nat (celah) mengguakan kaca bening, material logam tertentu, batu koral, kayu alami hingga batu merah.
  • Membuat warna lantai lebih gelap
  • Memoles lantai agar lebih mengkilap
  • Menghias lantai dengan lukisan

Cara-cara yang disebutkan ini akan membuat lantai terlihat lebih cantik dan menawan. Anda bisa menyesuaikan cara mana yang terbaik dan cocok dengan konsep yang Anda usung untuk rumah Anda.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda..