Cara Menghitung Luas Bangunan dengan Benar

cara menghitung luas bangunan

Setiap akan melakukan pembangunan sebuah rumah atau bangunan, pastinya anda harus mengetahui berapa luas bangunan yang akan dibangunan tersebut. Tujuannya supaya anda bisa menyiapkan bahan dan juga desain yang sesuai. Menghitung luas bangunan ini sendiri bisa dibilang tidak terlalu sulit asalkan tahu caranya.

  1. Cara Menghitung Luas Bangunan Menggunakan Rumus Matematika

Cara pertama yang bisa anda gunakan adalah rumus matematika, dimana cara ini bisa anda lihat dari denah rumahnya apakah berbentuk persegi panjang, trapesium dan lain sebagainya. Sebagai contoh, missal jika rumah tersebut berbentuk persegi panjang dengan ukuran lebar depannya seluas 5 meter dan panjang kebelakang 6 meter, maka luas tanahnya dapat kita hitung dengan cara menggunakan rumus L=P x l, Luas Rumah= 5m x 6 m= 30 m2

  1. Cara Menghitung Luas Bangunan Menggunakan Software AUTOCAD

Cara kedua yang bisa anda gunakan untuk menghitung luas bangunan adalah dengan menggunakan software autocad, dimana cara ini bisa dibilang lebih cepat dan lebih akurat. Dengan satu catatan, bentuk rumah atau bangunanya tidak terlalu banyak tekukan pada designnya. Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat cara menghitung luas bangunan dengan cara menggunakan software autocad ini.

Pasalnya cara yang satu ini dapat anda lakukan dengan perintah “poly line” atau biasa disingkat dengan “PL” pada command lalu enter dan dilanjutkan dengan cara membuat garis mengelilingi bidang yang mau anda hitung dengan luasnya. Jika sudah, kemudian klik garis poly line yang ada dan ketikan perintah “LIST” atau yang biasnya disingkat dengan “LI” kemudian enter, maka sudah pasti nantinya akan muncul sebuah jendela baru yang akan menampilkan keterangan luas, keliling dan koordinat tanah atau bangunan tersebut. Contoh menghitung luas bangunan dengan Autocad:

  • PLINE
  • Specify Start Point
  • Current line-width is 0.0000
  • Specify next point or (Arc/Halfwidth/Undo?Width): *Cancel*
  • Command:
  • Command: LI
  • List 1 found
  • LWPOLYLINE Layer: “0”
  • Space: Model space
  • Handle=224e
  • Close
  • Constant width 0.0000
  • Area 30000000.0000
  • Parimeter 22000.0000
  • At point x= -45829.8649 Y= 6642.9370 Z = 0.0000
  • At point X= – 40829.8649 Y= 6642.9370 Z = 0.0000
  • At point X= – 40829.8649 Y= 6642.9370 Z = 0.0000
  • At point X= – 40829.8649 Y= 6642.9370 Z = 0.0000

Dari contoh diatas, kita bisa melihat keterangan areanya 3000000, dimana area tersebut merupakan luas tanahnya. Selain itu dari hasil tersebut, kita diharuskan untuk mengurangi 6 digit nol yang ada dibelakangnya, sehingga akan ketemu 0, dimana hal tersebut berarti luas tanah atau bangunan tersebut adalah 30M2.

Nah dengan kedua cara tersebut anda bisa memilih cara mana yang menurut anda lebih mudah dan lebih cepat. Selanjutnya kita akan membahas mengenai informasi dalam menghitung panjang bow plank.

Ketentuan Struktur dan Ukuran Bangunan

Hal yang perlu kita tahu jika sebuah rumah atau bangunan pasti memiliki batas-batas fisik yang mudah dikenali sebagai batas luas. Namun perlu juga anda pahami jika seluruh bagian ruangan yang mempunyai perkerasan lantai itu tidak sama cara perhitungan luasnya. Contohnya sebuah bangunan kamar tidur yang memiliki ukuran 3 x 4 m2 , maka tidak dapat anda hitung sama persis dengan luas dari teras, meskipun keduanya mempunyai ukuran yang sama.

Selain itu, jika anda mempunyai ruangan yang sejenis dengan teras rumah tadi seperti balkon, selaras atau mungkin mesanin, maka perhitungannya juga berbeda. Untuk lebih jelasnya maka kita bisa ambil contoh di beberapa kota besar seperti Surabaya, Bandung, Jakarta dan kota lain, di mana kota ini mempunyai ketentuan tersendiri mengenai cara menghitung luas bangunan. Selain itu terdapat beberapa hal yang juga wajib anda ketahui sebagai seorang pemilik bangunan, seperti berikut ini:

  1. Dalam menghitung jumlah luas lantai sebuah ruangan, maka perhitungannya biasanya akan dilakukan sampai batas dinding keluar. Dimana bila terdapat ruangan lebih yang berhimpitan dan dibatasi oleh dinding, maka perhitungannya adalah dari tengah-tengah dinding satu sampai dengan dinding berikutnya
  2. Sebuah ruangan yang tertutup atap dengan keadaan dindingnya lebih tinggi dari 1,20 m2 dari lantai bagian atasnya maka harus dihitung penuh (100%). Contohnya saja sebuah ruangan yang berukuran sebesar 3 x4 m2 , maka luasnya adalah 12 m .Akan tetapi jika dinding pembatas dari ruangan tadi mempunyai tinggi kurang dari 1,20 m2, maka luas dari ruangan itu hanya diperhitungkan sepenuhnya saja. Semua itu biasanya diperkenankan dari KBD yang telah ditentukan oleh daerah tersebut
  3. Oversteak seperti balkon dengan sebuah dinding pagar yang tidak terlalu tinggi, lebih dari 1,20 m2, maka tidak akan diperhitungkan luasnya.
  4. Untuk sebuah teras beratap dengan sebagian dindingnya mempunyai ketinggian lebih dari 1,20 m2 maka perhitungannya adalah 60% ruangan bawah tanah dengan luas tanahnya dihitung 100%

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda.

Hal yang Perlu diperhatikan ketika Membuat Pagar Beton

inspirasi pagar rumah minimalis

Pagar merupakan bagian yang cukup penting dari sebuah bangunan. Hal ini karena fungsinya yang sangat penting untuk menjaga keamanan. Selain itu pagar juga berfungsi untuk mempercantik visual bangunan. Untuk itulah dalam membuat pagar anda harus memperhatikan materialnya. Pada dasarnya ada beberapa jenis pagar yang bisa Anda pilih, di mana salah satunya adalah pagar beton.

Mengenal Pagar Beton

inspirasi pagar rumah minimalis

Pagar beton merupakan pagar yang terbuat dari bahan beton di mana dalam proses pembuatannya mengandung unsur material beton dan pembesian secara khusus. Biasanya pemagaran secara konvensional dirasa memakan biaya dan bantu yang cukup lama. untuk itulah salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan membuat pagar beton. Pagar beton ini akan sangat cocok untuk anda yang memiliki rumah dengan halaman yang luas.

Pagar jenis ini banyak dipilih karena kelebihan yang dimilikinya. Salah satu kelebihannya adalah harganya yang cukup ekonomis. Selain ekonomis, pagar beton juga cukup kuat, aman, dan tahan lama. Hebatnya lagi material beton juga bisa membuuat penampilan pagar tampak lebih elegan.

Apalagi jika anda menambahkannya dengan lampu dan tanaman hias, maka akan ada kesan manis pada pagar anda.

Apa Saja yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Pagar Beton

inspirasi pagar rumah minimalis

Untuk urusan pembuatan pagar beton sendiri akan lebih baik jika anda mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan para arsitek atau tenaga profesional. Hal ini perlu dilakukan karena pagar beton tidak bisa dibuat secara sembarangan. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat pagar beton:

  1. Desain Pagar

Hal pertama yang harus diperhatikan saat membuat pagar beton adalah desain dari pagar itu sendiri. Misalnya anda ingin bentuk pagar yang seperti apa, letaknya dan lain sebagainya. Selain itu anda juga harus memperhatikan ketinggiannya. Di lingkungan pemukiman yang relatif aman, maka idealnya pagar tidak sepenuhnya menutup relasi dengan lingkungan luar. Idealnya tinggi pagar bisa dibuat setinggi 0,9 sampai 1,2 meter saja dengan desain yang transparan. Hal ini karena pagar beton yang terlalu tinggi juga berpotensi untuk menutup aliran udara serta penyinaran matahari yang pastinya akan mengurangi kenyamanan rumah anda.

  1. Perhatikan dan Ikuti Regulasi Pemerintah

Pastikan anda mengikuti regulasi pemerintah setempat atau pengembang. Misalnya saja bila rumah berada di kawasan yang berkonsep hunian tanpa pagar, maka akan lebih baik jika anda tidak membuat pagar. Namun bila tidak ada regulasi, maka anda bisa membuar pagar beton sesuai dengan keingginan. Untuk lebih aman dan menjaga privasi, anda bisa membuat pagar dengan tinggi sekitar 1,8-2,5 meter. Sedangkan untuk mengantisipasi bising anda bisa membuat tebal pagarnya.

  1. Hindari Membuat Pagar Di Batas Lahan

Pastikan anda tidak membuat pagar tepat pada garis batas lahan, apalagi di luar batas karena hal tersebut berarti anda menggunakan lahan umum atau orang lain. Untuk itulah pastikan pagar anda berada tepat di lahan anda sendiri.

  1. Kualitas Beton

Hal selanjutnya yang harus anda perhatikan jika ingin membuat pagar dari beton adalah kualitas dari beton itu sendiri. Pastikan anda memilih bahan material beton dengan kualitas baik. Tujuannya supaya pagar beton bisa awet dan lebih bagus. Hal ini sangat penting karena kualitas beton akan sangat berpengaruh pada hasil akhir dari pagar yang anda buat tersebut.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda.

Perbedaan Material pada Mutu Beton

perbedaan material pada mutu beton

Beton menjadi salah satu material yang populer digunakan untuk konstruksi. Faktanya ada beberapa jenis beton yang tersedia di pasaran, di mana beton cor menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir. Kepopuleran beton cor ini tentu tidak lepas dari praktisnya pemakaian yang membuat konstruksi bangunan berjalan lebih cepat. Nah, apakah Anda tahu bahwa perbedaan material pada mutu beton akan berpengaruh pada kekuatannya? Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai perbedaan material pada mutu beton:

Beton Kelas I atau Beton Non Struktural

Jenis beton yang pertama ini biasa digunakan untuk pekerjaan non structural. Pelaksanaannya pun tidak membutuhkan keahian khusus. Pengawasan yang dibutuhkan juga bersifat ringan dengan fokus pada mutu bahan saja. Jadi, pada beton kelas I ini kekuatan tekanan beton tidak terlalu menjadi syarat utama.

Jika Anda belum tahu, mutu beton kelas I ini juga sering disebut B0. Sesuai dengan kelasnya, beton ini tergolong ekonomis dengan tebal sekitar 5-7 cm. Pada dasarnya campuran mutu beton kelas I ini menggunakan Fly Ash dan Non Fly Ash. Fly Ash sendiri biasa digunakan untuk meminimalisir pengguaan semen. Komposisi material pada beton kelas I ini adalah Semen 274 kg, Pasir 1012 kg, Split/Kerikil 0 Kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.97.

Beton Kelas II

Jenis beton yang kedua ini biasa digunakan untuk pekerjaan structural. Penggunaannya sendiri membutuhkan keahlian yang cukup dan pengawasan dari ahli. Berbeda dengan beton kelas I, beton kelas II ini melalui pengawasan mutu yang sangat ketat secara berkelanjutan. Tak hanya itu, kekuatan tekanan beton juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Beton kelas II sendiri tersedia dalam berbagai mutu standar seperti B1, K125, K175 hingga K500. Nama-nama sebutan untuk beton kelas II ini bukannya tidak memiliki makna. Misalnya K175, nama ini berarti bahwa si beton memiliki kekuatan tekanan 175 kg per meter persegi. Bagaimana dengan komposisi material pada mutu beton kelas II ini?

  • Beton K175 terdiri dari semen 326 kg, Pasir 760 kg, Kerikil 1029 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.66
  • Beton K200 standar terdiri dari semen 352 kg, Pasir 731 kg, Kerikil 1031 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.61
  • Beton K255 standar terdiri dari semen 371 kg, Pasir 698 kg, Kerikil 1047 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.58
  • Beton K250 standar terdiri dari semen 384 kg, Pasir 692 kg, Kerikil 1039 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.56
  • Beton K300 standar terdiri dari semen 413 kg, Pasir 681 kg, Kerikil 1021 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.52
  • Beton K350 standar terdiri dari semen 448 kg, Pasir 667 kg, Kerikil 1000 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.48
  • Beton K400 standar terdiri dari semen 466 kg, Pasir 654 kg, Kerikil 990 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.46
  • Beton K500 standar terdiri dari semen 480 kg, Pasir 650 kg, Kerikil 1000 kg, Air 215 L, Fly Ash 0 dan W/C Ratio 0.50

Beton Kelas III atau Beton Struktural

Terakhir ada beton kelas III yang biasa digunakan untuk pekerjaan structural. Idealnya beton kelas III ini memiliki kekuatan tekanan lebih dari K125. Penggunaan beton jenis ini juga dibutuhkan keahlian khusus dan bahkan dibutuhkan laboratorium dengan peralatan yang lengkap. Tak cukup sampai disitu, proses pengerjaannya juga harus dilakukan oleh tenaga ahli dan pengawasan mutunya harus dilakukan secara terus menerus.

Tabel Konversi Umur Beton

tabel konversi umur beton

Ada banyak hal yang bisa diulas dari topik beton. Material bangunan yang satu ini memang memiliki keunikan dan kerumitan tersendiri. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan beton adalah mutu beton itu sendiri. Mutu beton menjadi salah satu hal yang harus diuji dan dibuktikan sebelum beton dilepas ke konsumen. Untuk menguji mutu beton, idealnya pengujian dilakukan saat beton berumur 28 hari. Lalu apakah pengujian tidak bisa dipercepat?

Tabel Konversi Umur Beton dari PBI

Faktanya, terkadang konsumen meminta hasil yang lebih cepat sementara idealnya kita harus menunggu hingga 28 hari terlebih dahulu sebelum beton siap diuji mutunya. Selain tuntutan konsumen, ada penyebab lain yang membuat beton bisa diuji sebelum umurnya 28 hari misal untuk mengetahui rancangan Job Mix Formula, keperluan bekisting hingga kelengkapan laporan monitoring mutu beton oleh QC beton.

Pada dasarnya PBI telah menyatakan bahwa meskipun umur beton belum mencapai 28 hari, tapi pengujian tetap bisa dilakukan di mana hasil pengujian ini akan dikonversi ke umur 28 hari dengan menggunakan faktor yang ditetapkan oleh PBI. Faktor-faktor yang ditetapkan oleh PBI ini adalah sebagai berikut:

Umur Beton (Hari) Faktor Konversi
3 0.4
7 0.65
14 0.88
21 0.95
28 1

Lalu bagaimana cara membaca atau memahami tabel konversi umur beton dari PBI ini?

Contoh Perhitungan

Untuk lebih mudah dalam memahami dan menggunakan tabel konversi umur beton ini, maka berikut ada contoh penggunaannya.

Misalkan ada rancangan campuran mutu beton dengan rencana kuat tekan K350. Setelah menyiapkan beton yang akan dijadikan sampel, maka dilakukanlah pengujian mutu saat beton berusia 7 hari. Dari proses pengujian diperoleh bahwa saat usia beton 7 hari maka hasil dari mutu beton adalah 210 kg/cm2. Nah, setelah melihat tabel konversi umur, untuk mendapatkan mutu K350 pada beton umur 7 hari maka minimal harus mencapai 0.65 x 350 yaitu 227.5 kg/cm2. Hasil uji yaitu 210 kg/cm2 ternyata lebih kecil dari perhitungan tabel konversi. Jadi ini menunjukkan bahwa beton tersebut tidak akan bisa memenuhi kriteria untuk mencapai K350.

Lalu bagaimana jika kita ingin menggunakan beton berusia 21 hari untuk K500? Anda hanya perlu menghitung 0.95 x 500 yaitu 475. Dari angka ini, Anda harus melihat hasil uji mutu beton saat beton berusia 21 hari. Jika hasilnya ternyata sama atau lebih besar dibandingkan 475 maka itu berarti beton tersebut layak dan sesuai dengan rencana untuk K500. Sebaliknya, jika nilai uji mutu beton tidak mencapai angka 475, maka beton dianggap gagal dan tidak layak untuk memenuhi kriteria K500.

Bagaimana, mudah bukan untuk menggunakan tabel konversi umur beton di atas?

Terlepas dari tabel konversi dari PBI di atas, sebenarnya Anda menggunakan umur beton di luar tabel tersebut. Namun perlu diingat bahwa perhitungannya memang sedikit lebih rumit. Tapi apakah ada pihak yang menggunakan konversi di luar faktor yang dirilis oleh PBI? Jawabannya tentu ada. Sebagai contoh para praktisi dan laboratorium beton milik instansi pendidikan serta perusahaan beton readymix seringkali menggunakan faktor umur konversi di interpolasi antara umur 7 dan 14 hari.

Lalu bagaimana cara mengetahui faktor konversi di umur beton selain 3, 7, 14, 21 dan 28 hari? Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

Faktor Konversi Umur (x) = 0,00006x3 – 0,00431x3 + 0,10087x + 0,13402

Huruf x dirumus ini bisa Anda ganti sesuai dengan umur beton yang diuji.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda..

 

Tabel Kuat Tekan Beton

tabel kuat tekan beton

Setelah sebelumnya kita sudah mengulas tentang pengertian uji kuat tekan beton, maka kali ini kita akan membahas kelanjutannya yaitu tentang tabel kuat tekan beton. Tabel ini dibuat untuk mempermudah pihak-pihak yang membutuhkan informasi lebih cepat. Lalu seperti apa sih tabel kuat tekan beton ini?

Tabel Kuat Tekan Beton

Beton sendiri merupakan suatu massa padat yang terdiri dari campuran agregat, semen, air dan bahan tambahan lain jika diperlukan. Anda harus tahu bahwa dalam proses pembetonan sendiri ada banyak hal yang harus diperhatikan di mana salah satunya adalah kekuatan beton. Kekuatan beton ini bisa dilihat dari kuat tekan si beton yang sesuai dengan ketentuan dalam JMD.

Dalam pembahasan kuat tekan beton dan mutu beton, kita akan sering menemui istilah f’c dan K. Apa sih f’c dan K tersebut?

Mutu Beton f’c

Istilah f’c merujuk pada mutu beton f’c yang biasanya dinyatakan menggunakan satuan MPa. Jadi misalkan Anda melihat catatan bahwa suatu beton ditulis dengan mutu f’c 24 MPa maka ini berarti kuat tekan beton tersebut adalah 24 MPa pada umur 28 hari dengan benda uji berupa silinder ukuran diameter 15 cm x tinggi 30 cm. Rumusnya adalah 1 Mpa + 1 N/mm2 = 10,2 kg/cm2.

Mutu Beton K

Istilah K merujuk pada mutu beton K yang biasanya dinyatakan dengan satuan kg/cm2. Misalkan Anda melihat catatan beton dengan mutu K450 ini berarti kuat tekan beton tersebut adalah 450 kg/cm2 pada umur 28 hari dengan benda uji berupa kubus ukuran diameter 15 x 15 x 15 cm.

Jadi mutu beton f’c ini berlaku untuk benda uji berupa beton yang berukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm. Sebaliknya, mutu beton K hanya berlaku untuk benda uji berupa beton berbentuk kubus dengan ukuran diameter 15 x 15 x 15 cm saja.

Nah, berikut ini adalah tabel kuat tekan beton yang bisa Anda gunakan untuk menghitung:

Mutu Beton Kuat Tekan
Kg/cm2 MPa
K-225 225 18
K-250 250 20
K-275 275 22
K-300 300 24
K-350 350 28
K-400 400 32
K-450 450 36
K-500 500 40

Mempersiapkan Beton untuk Diuji Kuat Tekan

Sebagai informasi tambahan berikut akan dijelaskan beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mempersiapkan beton yang diuji.

  • Siapkan campuran beton segar yang akan diuji. Isi ke dalam cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis. Anda bisa menggunakan cetakan silinder ataupun kubus.
  • Setiap lapisan adukan beton yang masuk, pastikan untuk memadatkannya dengan 25x tusukan merata. Pastikan tongkat pemadat menyentuh dasar cetakan saat lapisan pertama dibuat. Untuk lapisan kedua dan ketiga, cukup memasukkan tongkat pemadat hingga ¼ bagian lapisan sebelumnya.
  • Anda bisa mengetuk sisi-sisi cetakan sampai rongga tusukan tertutup sempurna saat pemadatan sudah selesai dilakukan. Ratakan permukaan dan tutup dengan bahan anti karat serta kedap air. Diamkan cetakan hingga 24 jam di tempat yang tidak ada getaran.
  • Bersihkan beton yang akan diuji dan catat berat serta ukurannya. Jangan lupa untuk memberi lapisan mortas belerang di bagian bawah dan atas beton ya.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda..

Cara Meningkat Rumah Tanpa Menambah Pondasi

Terkadang rumah yang saat ini anda tepati hendak anda tingkatkan untuk mendapatkan space atau ruangan yang lebih luas lagi. Sayangnya saat pembangunan rumah tersebut anda tidak pernah terpikirkan akan menambah ruangan atau lantai lagi sehingga pondasinya tidak sesuai dengan penambahan bangunan. Sebenarnya tanpa perlu menambah pondasi anda bisa menambah ruangan atau lantai jika memakai material yang ringan. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan rumah tanpa menambah pondasi yang bisa jadi referensi anda yang ingin memperluas bangunan :

Pilih Material Ringan Namun Kuat

Seperti diungkap sebelumnya untuk meningkatkan rumah tanpa repot menambah pondasi bisa dilakukan dengan memakai material ringan. Terdapat beberapa material ringan yang bisa anda gunakan seperti kayu. Pilih kayu yang keras dan tidak mudah lapuk sehingga awet digunakan dalam waktu yang lama. Untuk dindingnya anda bisa memakai triplek sedangkan kayu bisa dipakai untuk lantai. Anda bisa memakai kayu ulin atau kayu jati yang dikenal memiliki struktur kayu yang padat dan kuat.

Menambah Ruang Dibawah Atap

Bangunan rumah di Indonesia biasa memiliki atap yang tinggi sehingga anda bisa membangun ruang dibawah atap. Ruang dibawah atap ini sering ditemukan di luar negeri atau dikenal dengan loteng. Loteng umumnya dipakai untuk gudang namun tak sedikit pula yang memanfaatkan loteng sebagai kamar pribadi. Terdapat dua bahan yang dipakai untuk membangun ruang dibawah atap yaitu dinding gypsum dan pelat  lantai GRC.

Sumber : http://cdn2.tstatic.net/

  • Dinding Gipsum

Umumnya dinding dibangun menggunakan bata namunjika anda tidak menambah pondasi maka sebaiknya gunakan dinding gypsum. Dinding gypsum pemasangannya mudah dan lebih cepat dengan berat yang ringan. Anda juga bisa memakai bahan glasswool untuk peredam suara yang diapit dua lembar panel gypsum. Sebaiknya saat memakai dinding gypsum anda tidak memasang paku atau memaku paku pada tulangannya agar tidak merusak dinding tersebut.

  • Pelat Lantai GRC

Untuk bagian lantai bisa dipasang dengan pelat lantai GRC. Gunakan GRC dengan ketebalan 15 mm. GRC sendiri merupakan singkatan dari glassfiber reinforced cement atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan beton ringan yang terdiri dari campuran semen, serat dan pasir. Serat ini yang membantu lantai ini menjadi lebih ringan ketimbang beton bertulang. Ukuran GRC juga dalam bentuk lembaran seukuran triplek sehingga mempercepat pemasangannya.

Material Pilihan Untuk Meningkatkan Rumah

Sebenarnya ada beberapa material pilihan yang biasa digunakan untuk meningkatkan rumah. berikut daftarnya beserta kelebihan dan kekurangannya yang bisa membantu anda menentukan pilihan material yang tepat.

Metal Deck

Seperti namanya metal deck merupakan pelat baja yang bermanfaat untuk membuat lantai dak. Bentuk dari metal deck ialah bergelombang dan tonjolan untuk mencegah pergeseran dan risiko retak. Ketebalan metal deck sendiri berkisar 6-8 mm untuk bangunan rumah dan 8-10 mm untuk perkantoran.

Beton Cor Konvensional

Tak sedikit yang menggunakan metode konvensional seperti cor konvensional. Umumnya proses ini membutuhkan waktu yang lumayan lama hingga kurang lebih dari 1 bulan. Hal ini dikarenakan pengerasan beton memerlukan waktu pengeringan hingga 28 hari. Kelebihan dari beton cor konvensional ini ialah hasilnya lebih kuat dan menyatu. Proses yang paling penting saat mengecor ialah dalam hal pencampuran adukan beton.

Beton Ready Mix

Ada pula beton ready mix yang dipakai untuk meningkatkan kepadatan dan kualitasnya. Kualitas pelat dari beton ready mix juga lebih baik ketimbang menggunakan bahan lainnya.