Tips Memilih Bata Merah Berkualitas Baik

Tips Memilih Bata Merah Berkualitas Baik – Bata merah menjadi salah satu material bangunan yang cukup penting dan seringkali digunakan dalam proses pembangunan. Bata merah dibuat dari tanah lempung atau tanah liat yang dibentuk sedemikian rupa dan dibakar. Meskipun ada batako, tapi bata merah tetap lebih populer di kalangan konsumen. Hal ini wajar mengingat bata merah memang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan batako.

Tips Memilih Bata Merah Berkualitas Baik

Saat ini ada cukup banyak penjual bata merah di pasaran. Sebagai konsumen jelas anda harus pandai memilih bata merah mana yang memiliki kualitas lebih baik. Perbedaan kualitas antar bata merah dengan bata merah lain biasanya terletak pada cara pembuatan, bahan untuk membuat hingga faktor non teknis lain. Kualitas bata merah yang anda pilih pada akhirnya akan mempengaruhi struktur bangunan yang dibangun.

tips memilih bata merah berkualitas baik

Sumber: Mail Bricks

 

Untukmembantu anda dalam memilih bata merah, berikut ini ada beberapa tips memilih bata merah berkualitas baik yang bisa anda coba:

  1. Perhatikan Ukuran dan Bentuk Bata Merah

Pada dasarnya bata merah yang baik memiliki bentuk prisma segi empat panjang dengan sudut siku-siku tajam serta permukaannya rata dan tidak retak . Ukuran standar dari bata merah adalah modul M-5a (190 x 90 x 65 mm), modul M-5b (190 x 140 x 65 mm) dan modul M-6 (230 x 110 x 55 mm). Sedangkan untuk kelasny adalah kelas 25, 50, 100, 150, 200 dan 250. Sebaiknya anda juga mempertanyakan tentang kandungan garam dalam bata merah. Idealnya bata merah tidak boleh mengandung garam terlalu banyak karena bisa menyebabkan pengkristalan hingga 50%.

  1. Cek Suara Benturan dan Kekuatan Bata Merah

Tips memilih bata merah berkualitas baik selanjutnya adalah dengan mendengarkan bunyi benturannya. Jika anda saling mengetukkan dua buah bata merah dan bata mengeluarkan suara yang nyaring seperti besi, maka kualitas bata ini tidak perlu anda ragukan.

Anda juga bisa mengecek kekuatan bata merah dengan mengetukkan potongan besi ke permukaan bata. Jika suara yang dihasilkan dari ketukan ini nyaring, maka bata ini memiliki kekuatan yang bisa diandalkan.

  1. Membelah Bata atau Merendam Dalam Air

Selain itu anda juga bisa melihat kualitas bata merah dengan cara membelah atau merendamnya dalam air. Jika saat dibelah bata merah memiliki warna merah yang rata maka bata ini memiliki kualitas baik. Sedangkan untuk metode perendaman, ini dilakukan untuk melihat daya serap bata terhadap air. Jadi saat bata merah direndam dalam air, jika semakin sedikit air yang terserap maka kualitas bata semakin bagus.

  1. Cek Bata Merah Secara Acak

Tips ini bisa dilakukan jika anda melakukan pembelian bata merah dalam jumlah banyak misalkan ribuan. Untuk mengecek satu-satu jelas tidak mungkin. Karena itulah, anda bisa mengeceknya secara acak. Anda bisa menggunakan beberapa cara yang sudah disebutkan tadi untuk mengecek kualitas bata merahnya.

  1. Beli Bata Merah di Toko atau Penjual Terpercaya

Tips keempat ini berlaku mutlak. Jika anda ingin mendapatkan bata merah berkualitas maka anda tidak boleh membeli bata merah di sembarang tempat. Pastikan saja toko atau penjual yang kamu pilih terpercaya dan memang menjual bata merah dengan kualitas baik.

Di luar itu semua, jika memang kebetulan anda sudah terlanjur membeli bata merah berkualitas kurang baik maka anda bisa mengatasinya dengan beberapa cara. Beberapa diantaranya adalah dengan menggunakan adukan beton berstandar tinggi, memasang besi tulangan yang kuat dan pengerjaan menggunakan metode yang tepat bisa membantu menjaga tingkat kekuatan dinding bangunan.

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Plesteran Dinding

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Plesteran Dinding – Dalam mendirikan rumah atau bangunan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah prosedur dalam menyelesaikan pembangunan. Untuk bisa mendirikan suatu bangunan, diperlukan prosedur yang tepat agar bangunan bisa berdiri tegak dan kokoh. Nah, jika anda sudah familiar dengan dunia bangun-membangun pasti anda tidak asing dengan istilah plesteran dinding kan? Apa sih plesteran dinding? Kita akan mengulasnya di sini bersama dengan cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada plesteran dinding.

Apa Itu Plesteran Dinding?

Plesteran dinding merupakan pekerjaan yang dilakukan setelah pemasangan batu bata selesai. Untuk melakukannya, anda harus menempelkan adukan plester ke dinding batu bata. Kemudian lapisan plesteran ini dipadatkan dengan menggunakan alat seperti mistar. Pemadatan ini dilakukan hinga permukaan plester benar-benar rata. Nah, komposisi dari adukan plesteran ini adalah semen, pasir dan air.

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Plesteran Dinding

SUmber: Homify

Pada dasarnya plesteran dinding memiliki tujuan untuk menutupi susunan batu bata agar pasangannya lebih kuat dan rapi. Dari sini, jelas terlihat bahwa kualitas plesteran yang diberikan bisa mempengaruhi daya tahan yang dimiliki oleh dinding bangunan. Jadi jika anda ingin memiliki dinding yang kuat dan kokoh maka anda tidak boleh meremehkan pekerjaan plesteran dinding. Usahakan agar setiap pekerjaan yang dilakukan dalam proses pembangunan selalu maksimal agar hasilnya optimal.

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Plesteran Dinding

Nah, untuk menghitung kebutuhan semen dan pasir pada plesteran dinding ini tidaklah sulit. Namun meski begitu, anda tetap tidak boleh asal dalam menentukan komposisi atau membuat adukan plesteran. Hal ini karena dalam proses perhitungannya, anda harus tetap memegang standar keamanan untuk pekerjaan ini. Lalu bagaimana cara mendapat komposisi yang pas? Anda hanya perlu menerapkan rumus perhitungan yang tepat yaitu menggunakan sistem perkalian sederhana.

Pada dasarnya menurut SNI 2008 ada tiga jenis komposisi perbandingan antara semen dan pasir dalam menggunakan adukan plester. Perbandingan semen di sini akan diberi tanda PC sedangkan perbandingan pasir menggunakan tanda PP. Untuk perhitungan ini, kita menggunakan ukuran 1 sak dengan bobot 40 kg. Nah, kali ini kita akan membahas 3 jenis komposisi perbandingan pasir dan semen yang digunakan dalam membuat adukan plesteran dinding sebagai berikut:

1. Plesteran Dengan Komposisi 1 PC : 4 PP

Dalam SNI 2008, pembuatan adukan plesteran yang menggunakan perbandingan 1 PC : 4 PP dengan jumlah semen 6.24 kg/m2 dan pasir 0.024 m3/ m2. Nah, dari perhitungan ini maka anda bisa mengetahui jumlah semen dan pasir yang dibutuhkan dengan mengalikan ukuran luas bidang yang akan diplester dengan perhitungan tadi.
Jadi misalkan anda ingin memplester dinding dengan ukuran 15 x 6 m maka jumlah semen yang dibutuhkan adalah (15×6) x 6.24 = 90 x 6.24 = 561.6 kg atau sekitar 14.04 sak. Kemudian untuk kebutuhan pasirnya adalah (15×6) x 0.024 = 90 x 0.024 = 2.16 m3.

2. Plesteran Dengan Komposisi 1 PC : 5 PP

Dalam SNI 2008, pembuatan adukan plesteran yang menggunakan perbandingan 1 PC : 5 PP dengan jumlah semen 5.18 kg/m2 dan pasir 0.026 m3/ m2. Nah, dari perhitungan ini maka anda bisa mengetahui jumlah semen dan pasir yang dibutuhkan dengan mengalikan ukuran luas bidang yang akan diplester dengan perhitungan tadi.
Jadi misalkan anda ingin memplester dinding dengan ukuran 15 x 6 m maka jumlah semen yang dibutuhkan adalah (15×6) x 5.18 = 90 x 5.18 = 466.2 kg atau sekitar 11.655 sak. Kemudian untuk kebutuhan pasirnya adalah (15×6) x 0.026 = 90 x 0.026 = 2.34 m3.

3. Plesteran Dengan Komposisi 1 PC : 6 PP

Dalam SNI 2008, pembuatan adukan plesteran yang menggunakan perbandingan 1 PC : 6 PP dengan jumlah semen 4.42 kg/m2 dan pasir 0.027 m3/ m2. Nah, dari perhitungan ini maka anda bisa mengetahui jumlah semen dan pasir yang dibutuhkan dengan mengalikan ukuran luas bidang yang akan diplester dengan perhitungan tadi.
Jadi misalkan anda ingin memplester dinding dengan ukuran 15 x 6 m maka jumlah semen yang dibutuhkan adalah (15×6) x 4.42 = 90 x 4.42 = 397.8 kg atau sekitar 9.945 sak. Kemudian untuk kebutuhan pasirnya adalah (15×6) x 0.027 = 90 x 0.027 = 2.43 m3.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk anda…

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Pasangan Bata

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Pasangan Bata

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Pasangan Bata – Di artikel sebelumya kita sudah membahas mengenai cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada plesteran dinding. Nah, untuk kali ini kita akan mengulas mengenai mengenai cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan bata. Pada dasarnya kebutuhan pasir dan semen untuk masing-masing pekerjaan tidaklah sama. Hal ini karena setiap pekerjaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Pasangan Bata

Meskipun anda tidak bekerja di bidang pembangunan, namun pengetahuan dasar mengenai perhitungan semen dan pasir ini penting untuk anda miliki. Dengan mengetahui cara perhitungan kebutuhan semen dan pasir, maka anda bisa iku andil dalam penentuan jumlah material bangunan yang dibutuhkan. Anda juga bisa mengatur anggaran pembangunan agar tidak terlalu boros.

Nah, pada ulasan kali ini kita akan mengulas mengenai cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan bata atau tepatnya pasangan ½ bata. Simak ulasannya berikut ini:

  1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 3 PP

Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 14,37 kg dan pasir (PP) 0,04 m3. Jika ukurang panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:

Luas dinding 11×4= 44 m2

Volume PC: 14,37 x 44 = 632.28 kg maka 632.28 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 15.8 sak semen

Volume PP: 0,04 x 44 = 1.76 m3 pasir

  1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 4 PP

Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 11.5 kg dan pasir (PP) 0,043 m3. Jika ukurang panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:

Luas dinding 11×4= 44 m2

Volume PC: 11,5 x 44 = 506 kg maka 506 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 12.65 sak semen

Volume PP: 0,043 x 44 = 1.89 m3 pasir

  1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 5 PP

Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 9.68 kg dan pasir (PP) 0,045 m3. Jika ukuran panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:

Luas dinding 11×4= 44 m2

Volume PC: 9.68 x 44 = 425.92 kg maka 425.92 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 10.64 sak semen

Volume PP: 0,045 x 44 = 1.98 m3 pasir

  1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 6 PP

Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 8.32 kg dan pasir (PP) 0,049 m3. Jika ukuran panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:

Luas dinding 11×4= 44 m2

Volume PC: 8.32 x 44 = 366.08 kg maka 366.08 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 9.15 sak semen

Volume PP: 0,049 x 44 = 2.15 m3 pasir

  1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 8 PP

Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 6.5 kg dan pasir (PP) 0,05 m3. Jika ukuran panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:

Luas dinding 11×4= 44 m2

Volume PC: 6.5 x 44 = 286 kg maka 286 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 7.15 sak semen

Volume PP: 0,05 x 44 = 2.2 m3 pasir

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk anda..

Menghitung Jumlah Kebutuhan Semen Mortar Perekat Bata Ringan

Menghitung Jumlah Kebutuhan Semen Mortar Perekat Bata Ringan

Menghitung Jumlah Kebutuhan Semen Mortar Perekat Bata Ringan – Bata ringan saat ini banyak digunakan dalam proyek-proyek pembangunan gedung karena beratnya yang relatif ringan. Bahkan sudah ada bangunan dua lantai yang menggunakan bata ringan ini. Namun material ini tidak dianjurkan untuk rumah tinggal satu lantai kecuali seluruh struktur utama ditampu oleh kolom dan balok.

Semen Mortar Untuk Perekat Bata Ringan

Bata ringan merupakan material penyusun tembok yang terbuat dari pasir silika yang dicampur dengan zat foam yang membuat bata menjadi berongga dan tentunya lebih ringan. Salah satu perekat yang paling cocok untuk merekatkan bata ringan adalah semen instan atau semen mortar.

Penggunaan semen mortar ini juga terbilang lebih efisien dibanding menggunakan adukan semen dan pasir. Jumlah kebutuhan semen bisa diperhitungkan sehingga anda bia mengestimasi biaya yang dikeluarkan. Ukuran tebal bata ringan harus diketahui terlebih dahulu karena ini yang akan mempengaruhi luas bidang perekat sebelum menghitung kebutuhan semen mortar.

Jumlah kebutuhan semen untuk perekat bata ringan tidak terlalu banyak dikarenakan metode pelaksanaan sudah diatur sedemikian rupa. Alat perata untuk semen mortar biasanya menggunakan roskam bergerigi sehingga meterial semen akan lebih maksimal dan efisien.

Perhitungan semen ini sedikit berbeda dengan pemasangan bata merah atau batako karena tidak menggunakan pasir. Semen instan ini dapat diaplikasikan dengan mencampur air yang kemudian dioleskan dengan menggunakan roskam ke bidang permukaan bata ringan.

Menghitung Jumlah Kebutuhan Semen Mortar Perekat Bata Ringan

Berikut adalah cara menghitung jumlah kebutuhan semen mortar untuk perekat bata ringan. Dalam kasus ini bata ringan yang digunakan adalah ukuran 10x20x60. Berdasarkan data teknis pengalaman di lapangan, 1 meter persegi dinding menghabiskan 4 kg semen mortar dengan ukuran bata ringan 10x20x60. Sedangkan kebutuhan airnya adalah 1 liter per 5 kg semen. Contoh perhitungannya sebagai berikut:

Dinding dengan panjang 25 meter dan tinggi 4 meter membutuhkan semen mortar dan air untuk perekat bata ringan dengan perhitungan berikut:

Luas dinding = 25 m x 4 m = 100 m2

Kebutuhan total = 100 m2 x 4kg/m2 = 400 kg

Jika dikonversikan dalam zak = 400 / 40 = 10 zak (1 zak = 40 kg).

Air yang dibutuhkan adalah 400 kg / 5 kg = 80 liter

Cara menghitung jumlah kebutuhan semen mortar diatas sangat sederhana untuk dilakukan. Tebal semen instan untuk perekat bata ringan rata-rata sekitar 3 mm. Jika lebih dari itu maka kemungkinan kebutuhan semen akan lebih besar per meter perseginya. Pengaplikasian yang baik sangat mempengaruhi hasil dari pasangan dinding. Jika tidak dilakukan pengecekan dan pengawasan secara ketat kadang ditemukan bagian pada dinding yang retak-retak

Kelebihan Dan Kekurangan Bata Ringan

Sebelum anda menggunakan bata ringan akan lebih baik jika anda mengetahui kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu. Kekurangan dan kelebihan dari bata ringan ini diperoleh beradasarkan perbandingan dengan material lain seperti batu merah dan batako.

Kelebihan Bata Ringan

Kelebihan bata ringan antara lain:

  • Bata memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga dapat diperhitungkan dengan matang dalam penyusunan
  • Membutuhkan siar dalam jumlah kecil
  • Pemasangan lebih cepat sehingga menghemat biaya operasional
  • Beban struktur lebih kecil karena ringan
  • Kuat dalam tekanan tinggi
  • Mudah dipindahkan
  • Tidak membutuhkan pasir sehingga pekerjaan plasteran lebih bersih
  • Bangunan menjadi kedap suara
  • Tidak membutuhkan plasteran yang tebal

Kekurangan Bata Ringan

Sedangkan, kekurangan bata ringan antara lain:

  • Membutuhkan perekat khusus yaitu semen instan
  • Membutuhkan tenaga pemasang yang sudah berpengalaman dalam memasang bata ringan
  • Menyisakan bata ringan yang terbuang akibat pemotongan
  • Proses pengeringan lama ketika terkena air
  • Bata ringan cenderung lebih mahal dibandingkan bata biasa
  • Hanya toko bangunan besar atau distributor yang menyediakan
  • Pembelian harus dilakukan dalam jumlah yang banyak
  • Semen mortar hanya dapat ditempelkan dengan roskam bergerigi
  • Bata ringan dengan kualitas rendah yang dapat menyebabkan air rembesan merusak cat

Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda..

Perbedaan Plafon Gypsum Dan Kalsiboard

Perbedaan Plafon Gypsum Dan Kalsiboard

Perbedaan Plafon Gypsum Dan Kalsiboard  – Plafon merupakan salah satu bagian dari interior bangunan yang ditemukan di langit-langit rumah. Plafon selain berguna sebagai pencegah kecenderungan suhu yang masuk dalam rumah ketika cuaca dingin atau cuaca panas, juga menjadi penunjang nilai artistik dari rumah tersebut. Fakta lapangan mengatakan bahwa bangunan dengan plafon maka akan terlihat rapi dengan permukaan yang bersih.

Perbedaan Plafon Gypsum Dan Kalsiboard

Pemilihan plafon menjadi sebuah pertimbangan penting ketika akan membangun sebuah bangunan. Dari sekian jenis plafon, terdapat dua jenis plafon yang banyak digunakan yaitu Plafon Gypsum dan Plafon Kalsiboard. Lalu, apakah perbedaan plafon gypsum dan kalsiboard?

Plafon Gypsum

Plafon Gypsum merupakan salah satu dari beberapa jenis plafon yang banyak digunakan. Plafon ini banyak digunakan sebagai plafon rumah di Indonesia. Gypsum merupakan material yang terbuat dari casting atau bubuk Gypsum yaitu bahan yang serupa dengan semen ini lembut dan lebih putih. Selain bahan tersebut, Gypsum juga dilengkapi dengan roving sebagai penguat yang bentuknya seperti serat rambut panjang.

Selain digunakan di rumah, bangunan seperti hotel, rumah sakit atau villa juga banyak menggunakan Plafon Gypsum karena memiliki kelebihan pada permukaannya yang halus, rapi dan mudah dibentuk sebagai penambah ornamen pada interior bangunan. Selain itu platfon Gypsum dapat membuat ruangan lebih dingin karena bahan Gypsum dapat meminimalisir dan menyerap udara panas dalam ruangan.

Jika anda memutuskan untuk menggunakan Gypsum sebagai plafon di area kamar mandi, anda bisa menggunakan jenis Gypsum Wet Area. Gypsum ini memiliki lapisan lilin di dalamnya sehingga air dapat masuk ke dalam Gypsum serta lebih lembab dan tahan air.

Plafon Kalsiboard

Platfon Kalsiboard terbuat dari campuran bahan pasir silika, semen dan serat selilosa. Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ketiga bahan tersebut yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan suhu dengan tekanan tinggi sehingga Plafon Kalsiboard lebih kokoh dan aman digunakan serta ramah lingkungan.

Plafon Kalsiboard dipilih karena kekokohannya sehingga hunian akan terhindar dari kebocoran jika hujan datang. Jika Gypsum akan menjadi pelindung atap keika hujan langsung tertuju ke beton, namun pada lantai atas yang berhubungan langsung dengan genteng sebaikanya menggunakan Plafon Kalsiboard. Plafon Kalsiboard juga memudahkan dalam hal pearwatan sehingga ketika plafon terkena air, nodanya bisa dihilangkan dengan cara mengampelas dan segera di cat lagi.

Kelebihan Plafon Gypsum dan Kalsiboard

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa kedua plafon ini merupakan dua plafon yang paling banyak digunakan beberapa waktu belakangan. Alasan kedua jenis plafon ini banyak digunakan karena kelebihan yang dimiliki masing-masing. Sebagai pertimbangan, berikut beberapa kelebihan dari kedua plafon ini.

Kelebihan Plafon Gypsum

  • Plafon Gypsum ketika digunakan akan terlihat lebih rapi dan halus sehingga bangunan akan memiliki nilai jual yang tinggi karena estetikanya.
  • Akan mudah dibentuk dalam berbagai model seperti Cuve, Drop Ceiling, Kubah dan bentuk lainnya.
  • Pemeliharaan yang dilakukan ketika rusak juga mudah, anda hanya perlu memangkas dengan Compound pada bagian yang rusak saja dan tidak perlu mengganti satu lembar penuh.
  • Mudah dan cepat dalam instalasi
  • Mudah didapatkan di pasaran.
  • Dapat dipasang dengan menggunakan besi berongga atau kayu.

Kelebihan Plafon Klasiboard

  • Plafon Klasiboard tidak berasal dari bahan Asbes yang berbahaya bagi kesehatan dan lebih kokoh.
  • Memiliki jenis dengan ketebalan yang bervariasi mulai dari 3 mm sampai 20 mm.
  • Penggunaan Compound akan berkurang agar proses penyambungan lebih mudah pada bagian pinggir yang lebih tipis.
  • Plafon Kalsiboard lebih mudah dibersihkan ketika terkena air.
  • Plafon Klasiboard kuat dan elastis sehingga bisa dibentuk melengkung.
  • Tahan lama serta mudah dalam pengaplikasian.

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk anda semua..

Menghitung Kebutuhan Semen Dan Pasir Pada Pasangan Batako

menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan batako

Menghitung Kebutuhan Semen Dan Pasir Pada Pasangan Batako – Salah satu nilai dari sebuah bangunan terlihat dengan kekokohan dinding-dinding yang mengitarinya. Dinding yang kokoh menandakan bahwa bangunan tersebut layak untuk ditinggali ataupun dijadikan sebuah aset. Dinding yang mengitari bangunan terbuat dari material-material yang tentunya menunjang kekokohannya. Saat ini hampir semua bangunan telah menggunakan material seperti semen, batako, besi hingga beton yang tidak lagi diragukan kepatenannya.

Memasang berbagai material seperti semen, batako dan besi hingga menjadi susunan membentuk dinding yang utuh dan kuat tentu bukan hal sepele yang bisa dilakukan semua orang. Butuh keahlian dan perkiraan yang tepat agar semua dapat tersusun rapi membentuk bangunan yang diharapkan. Sama halnya ketika mengaplikasikan semen dan pasir ketika memasang batako yang ternyata juga membutuhkan perhitungan yang tepat. Jika perhitungan tidak dilakukan, bisa saja bangunan runtuh sebelum berdiri tegak.

Cara Menghitung Kebutuhan Semen Dan Pasir Pada Pasangan Batako

menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan batako

Terdapat beberapa cara untuk menghitung kebutuhan penggunaan semen dan pasir pada pasangan batako yang disesuaikan dengan campuran serta ukuran dari batako yang digunakan.

  1. Menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan batako dengan campuran 1 PC: 3 PC

Batako yang digunakan adalah batako dengan ukuran 10 x 20 x 40 cm. Dalam pengerjaan dinding seluas 1 m2 sesuai dengan kebutuhan lapang maka dibutuhkan semen (PC) sebanyak 3 kg dan pasir (PP) sebanyak 0,007 m3.  Dimisalkan ketika anda akan membangun sebauh dinding dengan panjang 10 meter dan tinggi 3 meter maka dapat dihitung dengan rumus.

Luas dinding:              10  x 3 = 30 m2

Volume PC :                3 x 3 = 90 kg = 90/40 = 2,25 sak semen

Volume PP :                0,007 x 30 = 0,21

  1. Cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan batako  dengan campuran 1 PC: 4 PP

Batako yang digunakan adalah yang memiliki ukuran 10 x 20 x 40 cm. Dalam mengerjakan dinding seluas 1 m2 yang sesuai dengan kebutuhan lapangan maka material semen (PC) yang dibutuhkan adalah 2,4 kg serta pasir (PP) 0,0075 m3. Ketika anda akan membangun dinding dengan panjang 10 meter dan tinggi 3 meter maka perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Luas dinding:              10 x 3 = 30 m2

Volume semen:           2,4 x 30 = 72 kg = 72/40 = 1.8 sak semen

Volume pasir:             0,0075 x 30 = 0,23 m3

  1. Cara mengitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan batako dengan campuran 1 PC: 5 PP

Batako yang digunakan adalah yang memiliki ukuran 10 x 20 x 40 cm. Dalam mengerjakan dinding seluas 1 m2 yang sesuai dengan kebutuhan lapangan maka material semen (PC) yang dibutuhkan adalah 2,02 kg serta pasir (PP) 0,0079 m3. Ketika anda akan membangun dinding dengan panjang 10 meter dan tinggi 3 meter maka perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Luas dinding:             10 x 3 = 30 m2

Volume semen:           2,02 x 30 = 290, 4 kg = 60,6/40 = 1,5 sak semen

Volume pasir:             0,0079 x 30 = 0.24 m3

  1. Cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan batako dengan campuran 1 PC : 6 PP

Batako yang digunakan adalah yang memiliki ukuran 10 x 20 x 40 cm. Dalam mengerjakan dinding seluas 1 m2 yang sesuai dengan kebutuhan lapangan maka material semen (PC) yang dibutuhkan adalah 1,74 kg serta pasir (PP) 0,0086 m3. Ketika anda akan membangun dinding dengan panjang 10 meter dan tinggi 3 meter maka perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Luas dinding:              10 x 3 = 30 m2

Volume semen:           1,74 x 30 = 249,6 kg = 52,2/40 = 1.3 sak semen

Volume pasir:             0,0086 x 30 = 0,26 m3

  1. Cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan batako dengan campuran 1 PC : 8 PP

Batako yang digunakan adalah yang memiliki ukuran 10 x 20 x 40 cm. Dalam mengerjakan dinding seluas 1 m2 yang sesuai dengan kebutuhan lapangan maka material semen (PC) yang dibutuhkan adalah 1,36 kg serta pasir (PP) 0,0009 m3. Ketika anda akan membangun dinding dengan panjang 10 meter dan tinggi 3 meter maka perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Luas dinding:              10 x 3 = 30 m2

Volume semen:           1,36 x 30 = 195 kg = 40,1/40 = 1.3 sak semen

Volume pasir:             0,009 x 30 = 0,26 m3

Dari keseluruhan cara mengetahui kebutuhan pasir dan semen saat pemasangan batako anda disarankan untuk menggunakan campuran 1 PC : 4 PP atau 1 PC : 5 PP untuk hasil yang kokoh dengan harga terjangkau.

Menghitung Jumlah Kebutuhan Bata Ringan Pada Dinding

Menghitung Jumlah Kebutuhan Bata Ringan Pada Dinding

Menghitung Jumlah Kebutuhan Bata Ringan Pada Dinding – Bata ringan yang juga dikenal dengan nama Hebel merupakan material pada dinding bangunan yang sedang populer untuk digunakan akhir-akhir ini. Banyaknya peminat hebel membuat banyak orang yang turut penasaran bagaimanakah cara mengaplikasikan hebel pada dinding yang akan dibangun. Memasang hebel membutuhkan perhitungan berapa jumlah kebutuhan hebel dalam satu dinding bangunan. Hebel yang memang belum terlalu familiar biasanya membuat orang banyak yang membandingakannya terlebih dahulu dengan bata merah.

Menghitung Jumlah Kebutuhan Bata Ringan Pada Dinding

Sebelum membangun rumah lebih baik perhitungkan terlebih dahulu cara menghitung kebutuhan bata ringan agar anda memiliki gambaran berapa banyak bata ringan yang harus dibeli. Kepopuleran bata ringan diakibatkan banyak rumah tinggal dengan dua lantai yang menggunakan bata ringan sebagai dinding dengan alasan dapat mengurangi beban konstruksi.

Cara menghitung volume material ini sedikit berbeda dengan cara menghitung jumlah bata merah pada dinding. Ketika memasang bata ringan anda membutuhkan mortar atau semen instan sebagai perekat, berbeda dengan bata merah yang memerlukan adukan dari campuran semen dan pasir.

Harga bata ringan memang lebih mahal dibandingkan dengan mata merah. Namun karena ukurannya yang lebih besar dari bata merah maka pekerjaan ini lebih cepat dan juga memiliki beban yang cukup ringan sehingga banyak diminati oleh para tukang bangunan. Hebel yang dijual ditoko biasanya tersedia dalam dua ukuran. Hal yang membedakan keduanya adalah ukuran ketebalannya. Ukuran hebel antara lain 60 cm x 20 cm x 10 cm dan 60 cm x 20 cm x 7,5 cm.

Ciri bata ringan yang bagus biasanya dapat dilihat dari bentuknya yang utuh dan warnanya yang putih serta akan mengapung jika dimasukkan kedalam air. Terdapat 2 jenis bata ringan yaitu ACC yang dibuat dengan menggunakan teknologi modern dan CLC yang dibuat dengan metode manual atau home industri. ACC sendiri sudah memiliki sertifikasi dari SNI serta telah melalui uji laboratorium.

 Cara Memasang Bata Ringan

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa memasang bata ringan tidak sama dengan memasang batu bata biasa. Memasang bata ringan membutuhkan semen khusus bata ringan atau semen mortar sebagai perekatnya. 1 zak mortar dengan berat 40 kg kurang lebih dapat digunakan untuk memasang 10 meter persegi luas dinding dengan ketebalan 3 mm.

Sebelum menghitung jumlah kebutuhan hebel untuk suatu ukuran dinding sebaiknya anda mengetahui hal berikut terlebih dahulu.

  • 1 kubik bata = 83 buah ukuran 10 cm
  • 1 kubik bata ringan = 111 buah untuk ukuran 7,5 cm
  • Satuan bata ringan menggunakan kubikasi
  • Ketahuilah kebutuhan bata ringan setiap 1 meter persegi dinding dengan cara:

1 m2 : ukuran panjang x lebar hebel

1      :      0,2      x     0,6     = 8,3 buah.

Ilustrasi Menghitung Jumlah Kebutuhan Bata Ringan Pada Dinding

Berapakah jumlah kebutuhan bata ringan yang harus dibeli untuk ruangan dengan panjang 6 meter, lebar 5 meter dan tinggi dinding 3 meter?

Cara menghitung:

Keliling ruangan        : 2 x (panjang+lebar)

                                    : 2 x (6 + 5) = 22 meter

Luas ruangan                         : 22 meter x tinggi dinding

                                    : 22 meter x 3 meter = 66 m2

Kebutuhan hebel        : 66 m2  x jumlah hebel per m2

                                                                        : 66 m2 x 8,3 = 549, 7 buah

Dikonversikan            : 549,7 : ukuran hebel 10 cm

                                    :549,7 : 83 buah = 6,6 kubik

Perlu diketahui bahwa pada perhitungan harus dikonversikan terlebih dahulu ke satuan kubik karena dalam dunia proyek untuk memesan bata ringan, suplier hanya menerima dan memberi harga dalam satuan kubik.

Semoga informasi mengenai cara menghitung jumlah kebutuhan bata ringan pada dinding bisa bermanfaat untuk anda semua..

Jenis-Jenis Kayu untuk Konstruksi Bangunan

Jenis-Jenis Kayu Untuk Konstruksi Bangunan

Jenis-Jenis Kayu Untuk Konstruksi Bangunann – Kayu merupakan material bangunan yang berasal dari bilah-bilah pohon. Kayu banyak digunakan sebagai bahan bangunan karena memiliki sifat yang mudah dibentuk namun tetap kuat dan mudah didapatkan. Bahan bangunan tersebut sering digunakan untuk elemen-elemen struktur dan arsitektur pada rumah tinggal seperti kuda-kuda, reng, usuk, pintu kayu, jendela dan lainnya. Kendati mudah ditemukan, namun tidak semua kayu tentu baik digunakan sebagai material bangunan. Kayu harus memenuhi kriteria tertentu agar tidak berbahaya ketika nantinya bangunan digunakan.

Kendati saat ini sudah banyak bangunan yang terdiri dari material besi maupun semen, namun bangunan dengan material kayu tentu tidak sepenuhnya kehilangan peminatnya. Beberapa orang masih membuat rumah dengan kayu agar dapat mengusung tema klasik dari bangunan. Hal ini membuat permintaan pasar terhadap jenis-jenis kayu yang baik untuk bangunan semakin tinggi.

Selain digunakan sebagai material yang terpasang, kayu juga menjadi material pendukung pekerjaan struktur pada bangunan gedung seperti pada pembuatan bekisting balok, pelat dan kolom. Beberapa material yang digunakan sebagai pendukung pekerjaan struktur adalah Kayu Jati, Kayu Glugu, Kayu Merbau, Kayu Ulin, Kayu Gelam dan lainnya.

Jenis-Jenis Kayu untuk Konstruksi Bangunan

Jenis-Jenis Kayu Untuk Konstruksi Bangunan

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa tidak semua jenis pohon yang kayunya baik digunakan untuk material bangunan. Ada beberapa jenis kayu khusus yang baik untuk material bangunan. Berikut adalah beberapa jenis kayu yang baik untuk konstruksi.

  1. Jenis-Jenis Kayu untuk Konstruksi BangunanKayu Jati

Kayu Jati memiliki kelebihan pada kekuatannya yang tinggi dibandingkan kayu-kayu pada umumnya. Selain itu kayu ini juga memiliki serat dan tekstur yang indah, tahan terhadap serangan serangga dan jamur. Jenis kayu ini sering digunakan untuk bahan dasar furniture seperti pintu, jendela dan meja kursi. Masyarakat juga banyak yang menggunakan Kayu Jati sebagai keperluan mebel interior.

  1. Jenis-Jenis Kayu untuk Konstruksi BangunanKayu Kelapa (Glugu)

Indonesia yang merupakan negara dengan wilayah hutan tropis memang memiliki beragam jenis kayu yang cocok untuk dijadikan bahan konstruksi bangunan. Salah satunya adalah Kayu Kelapa atau Glugu. Kayu Glugu sering diaplikasikan dalam bangunan sebagai pembuat kanopi teras hingga rangkap atap. Jenis kayu ini sering digunakan untuk proyek gedung sebagai bekisting balok. Glugu memiliki serat yang berbeda dengan serat kayu pada umumnya. Ketika anda ingin menggunakan kayu Glugu sebagai rangka kanopi lebih dahulu lapisi dengan cat akrilik agar seratnya tetap terlihat.

  1. Jenis-Jenis Kayu untuk Konstruksi BangunanKayu Merbau

Kayu Merbau memiliki keunggulan dari ketahanannya terhadap serangan serangga. Corak kayu merbau berwarna coklat kemerahan dengan highlight kuning serta serat garis yang terputus-putus. Pohon Merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Kayu Merbau masuk dalam Kelas Awet I dan Kelas Kuat I. Kayu merbau biasanya difinishing dengan menggunakan melamin dengan warna gelap/tua. Hampir sama dengan Kayu Glugu, Kayu Merbau juga memiliki serat garis yang terputus-putus. Kayu jenis ini tumbuh subur di Pulau Irian.

  1. Jenis-Jenis Kayu untuk Konstruksi BangunanKayu Ulin

Kayu Ulin masuk dalam jajaran kayu yang kuat untuk konstruksi. Pulau Ulin tumbuh subur di Pulau Kalimantan. Material Alam ini banyak digunakan sebagai bahan bangunan rumah, kantor dan lainnya. Kayu Ulin juga tahan terhdap air laut sehingga kayu ini sering digunakan sebagai tiang pancang hingga jembatan.

  1. Jenis-Jenis Kayu untuk Konstruksi BangunanKayu Gelam

Kayu Gelam lebih terkenal sebagai kayu yang biasa digunakan sebagai kerangka sementara kosntruksi. Material ini sering duganakan sebagai stager atau perancah dalam proyek bangunan. Pada beberapa daerah kayu ini digunakan sebagai cerucuh pembangunan jembatan.

Itulah jenis-jenis kayu untuk konstruksi bangunan yang umum ditemukan di Indonesia. Walaupun saat ini sudah banyak inovasi-inovasi baru dalam bidang pembangunan namun perminataan pasar kayu masih sangat tinggi.