Sejarah Penggunaan Beton Bertulang

penggunaan beton bertulang

Dalam dunia Konstruksi, beton bertulang tentunya bukan hal yang asing lagi. Bahkan untuk membuat konstruksi bangunan saat ini banyak yang telah menggunakan konsep beton bertulang. Untuk lebih mengenal tentang beton bertulang kali ini kita akan membahas sejarah penggunaan beton bertulang. Langsung saja kita simak pembahasannya dibawah ini.

Apa Itu Beton Bertulang?

penggunaan beton bertulang

Beton bertulang adalah suatu campuran yang terdiri atas batu kerikil atau batu pecah, pasir dan pengikat yang biasanya menggunakan semen. Campuran bahan tersebut selanjutnya dijadikan satu dan dibuat adonan menggunakan air. Jika sudah kering biasanya akan membentuk sebuah masa seperti batuan.

Lalu untuk penahan bebannya, beton bertulang ini akan dilengkapi dengan kerangka. Kerangka tersebut terbuat dari susunan besi. Fungsi kerangka adalah untuk menahan beban dan beton supaya tidak mengalami pergeseran.

Awal Ditemukannya Beton Bertulang

Beton pertama kali digunakan pada tahun 1850 oleh seorang warga perancis yang bernama Joseph Monier dan Joseph Lambot. Pada saat itu, mereka sedang membuat perahu dan beton diberi tulang yang berasal dari kawan besi yang disusun secara pararel.  Karena itulah kedua orang tersebut dinyatakan sebagai penemu konsep beton bertulang.

Tahun 1867 Joseph Monier berhasil memperoleh hak paten dari hasil karya yang diciptakannya. Hasil karya tersebut berupa kolam penyimpan air yang dibuat dari bahan beton dan diberi tulang konstruksi dari anyaman tulang besi. Penggunaan konsep ini sendiri ternyata mampu menghasilkan konstruksi yang lebih ringan tapi bagian betonnya tetap memiliki kekuatan yang maksimal.

Sejak saat itulah, Joseph Monier semakin sering memperoleh hak paten dari penggunaan konstruksi beton bertulang pada bangunan yang lebih besar seperti bendungan, jembatan dan lain sebagainya. Selanjutnya, seorang warga inggris yang bernama William E. Ward di tahun 1875 berhasil menciptakan bangunan dengan menggunakan konstruksi tulang beton pertama di Amerika Serikat. Hanya saja, dia mengatakan bila ide pembuatan bertulang ini asalya dari para tenaga kasar atau buruh di Inggris. Dua tahun berikutnya yaitu 1877,  Thaddeus Hyat dari Amerika berhasil membuat analisa mengenai ketahanan beton pada panas api.

Di sisi lain E.L Ransome yang berasal dari San Fransisco di tahun 1870 berhasil menemukan beton bertulang yang berbentuk ulir. Penemuan ini selanjutnya mendapatkan hak paten pada tahun 1884 atas namanya sendiri.

Perkembangan Beton Bertulang

Pada dasarnya beton bertulang memiliki ciri utama pada penampang yang melinting dan menggunakan bentuk bujur sangkar serta diputar atau diulir dalam satu putaran. Ukuran panjang yang umumnya digunakan adalah kurang dari 12 kali diameter tulang. Dengan begitu ikatan yang ada antara tulang dan beton jadi semakin kuat. Dari sini selanjutnya konsep penggunaan dan pengembangan dari teknologi beton bertulang terus berubah sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan berbagai inovasi baru yang dilakukan oleh para ahli konstruksi.

Saat ini sistem perhitungan dan prinsip yang digunakan dalam menghitung beban beton bertulang ada dua yaitu W.S.D dan U.S.D. Untuk perhitungan W.S.D menggunakan elastisitas yang merupakan perbandingan modulus elastisitas baja dan beton. Sedangkan U.S.D adalah cara perhitungan yang didasarkan pada kekuatan dan daya tahan paling tinggi dari bahan beton bertulang melawan tingkat kelenturan tulang.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Bertulang

penggunaan beton bertulang

Penggunaan beton bertulang pada konstruksi memiliki beberapa keuntungan seperti bentuknya dapat dibuat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Selain itu, karena tertutup rapat dengan campuran pasir dan semen, besi yang dijadikan sebagai tulang dan kerangka konstruksi tidak akan pernah mengalami pengeroposan karena karat.

Keuntungan lain dari penggunaan beton bertulang adalah tidak membutuhkan suatu sistem perawatan yang khusus. Dengan begitu jika sewaktu-waktu terjadi gempa, beton bertulang tidak akan mudah mengalami pergeseran. Bahkan untuk tanah yang keadaanya tidak bagus juga tetap bisa menggunakan beton bertulang.

Meski memiliki banyak kelebihan, tentunya beton bertulang juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut diantaranya jika ingin mengubah desain rumah atau bangunan, maka anda harus membuat konstruksi yang baru. Apabila anda ingin melakukan pembongkaran, konstruksi beton tersebut tidak akan bisa digunakan lagi.

Mempercantik Taman Dengan Bangku Beton

Memiliki taman cantik di depan rumah tentu menjadi idaman setiap orang.  Siapa sih yang tidak betah duduk-duduk santai di halaman rumah dengan pemandangan hijau segar? Apalagi ditemani secangkir kopi dan camilan, pasti akan sangat menyenangkan.

Taman tidak hanya berfungsi untuk mempercantik halaman rumah. Kamu yang memiliki hobi berkebun bisa menyalurkan hobi kamu dengan menghias kebun kamu sesuka hati. Tidak hanya itu taman juga bisa digunakan untuk sarana berkumpul bersama keluarga. Jika kamu mengelola taman dengan baik, taman juga bisa memberikan ketenangan jiwa sehingga terhindar dari stres.

Jenis-Jenis Taman

Jika kamu memiliki taman dan sudah bosan dengan desainnya atau bahkan terbengkalai, ada baiknya untuk mempertimbangkan mendekorasinya ulang. Akan tetapi sebelum mendesain rumah kamu perlu mengetahui jenis-jenis taman agar taman kamu nantinya selaras dengan desain rumah. Berikut ini beberapa jenis taman:

  • Taman Mediterania

Rumah desain minimalis sangat cocok dipadukan dengan  jenis taman ini. Jenis tanaman yang digunakan pada taman ini adalah sikas, agave, nolina, dan yucca. Elemen utama taman ini adalah ornamen-ornamen seperti patung, pot dengan penyangga, lampu taman, kolam ikan, dan batuan koral. Taman jenis ini cenderung sederhana dan sistematis. 

  • Taman Jepang

Taman yang diadaptasi dari negeri sakura ini berisikan ornamen serta tanaman yang kas dengan Jepang seperti lonceng angin, batu, bonsai, bambu dan juga kolam  ikan koi. Taman ini cocok untuk desain rumah minimalis, tetapi tidak disarankan menggunakan bonsai terlalu banyak. 

  • Taman Minimalis

Seperti namanya taman minimalis ini hanya menggunakan ornamen sederhana dan tempat yang tidak luas. Tanaman yang digunakan dalam taman ini pun juga tidak beragam. 

  • Taman Eropa

Taman eropa cenderung memerlukan lahan yang luas. Desain yang digunakan untuk taman ini cenderung lebih kompleks dengan menggunakan tanaman yang beragam.

  • Taman Bali

Taman bali merupakan salah satu jenis taman yang terinspirasi dari kebudayaan masyarakat Bali. Ornamen yang biasa digunakan dalam taman ini berupa patung, kolam renang dan juga gazebo. 

Percantik Taman dengan Bangku Beton

Selain menggunakan ornamen yang khas dari taman taman di atas, taman juga bisa dipercantik dengan tambahan ornamen dari beton. Tak perlu mengeluarkan banyak biaya Anda bisa membuat sendiri bangku beton sesuai kreasi. Hanya menggunakan sedikit bahan Anda bisa membuat ornamen cantik dari beton seperti:

  • Bangku Beton Kombinasi Kayu

Bangku beton kombinasi ini bisa menjadi salah satu contoh yang bisa anda buat. Ornamen ini hanya membutuhkan 2 bahan untuk membuatnya. Anda hanya harus menyiapkan beton dan juga papan kayu. Untuk memberikan tambahan kesan manis Anda bisa menaruh bantal kecil diatasnya. Bangku beton akan menambah kenyamanan saat bersantai di taman bersama keluarga. 

  • Bangku Beton Bulat

Jika tidak ingin mengkombinasi dengan kayu Anda juga bisa membuat bangku dari bahan beton saja. Mau yang berbentuk kotak ataupun bulat tidak masalah, anda hanya tinggal membuatnya. Bangku beton bulat Anda bisa mencetak dengan menggunakan ember atau benda bulat lainnya.

  • Pot Beton

Pot-pot cantik bisa juga anda buat dari beton. Anda hanya perlu menyiapkan kaleng bekas susu,  kaleng cat atau benda bekas apapun untuk mencetaknya. Pot kreasi betonpun siap Anda gunakan untuk menanam bunga kesayangan. 

  • Tempat Lilin Beton

Ingin melakukan makan malam romantis dengan pasangan ditaman rumah yang berhiaskan lilin-lilin? Bisa banget, pertama siapkan kaleng bekas cat dan gelas air mineral. Potong kaleng setengah bagian dan isi dengan adonan beton. Setelah itu letakan dan tekan 2 atau 3 gelas air di dalamnya. Setelah kering lepas beton dari cetakan dan siap digunakan untuk tempat lilin. 

Tunggu apa lagi yuk mempercantik taman dengan bangku beton dan kreasi beton lainnya.

Penggunaan Mortar untuk Perekat Keramik Dinding

Mortar atau semen instan sekarang ini menjadi istilah yang cukup familiar di telinga. Bahkan mortar juga sudah membahana dan dikenal secara luas di media sosial maupun masyarakat. Mortar sendiri bisa diartikan sebagai sebuah semen instan yang telah difabrikasi dengan cara yang khusus sehingga mudah digunakan. Kegunaan  semen instan sendiri cukup beragam salah satunya adalah untuk merekatkan keramik pada dinding. 

Kelebihan Mortar untuk Merekatkan Keramik Dinding

Mortar Perekat Keramik dinding memiliki beberapa kelebihan. Beberapa kelebihan tersebut diantaranya:

  • Waktu Pengerjaan yang Lebih Cepat dan Mudah

Penggunaan mortar untuk merekatkan keramik bisa tidak memerlukan bahan campuran lain seperti pasir dan bahan bangunan lainnya. Namun mortar hanya perlu dicampur dengan air dan sudah bisa digunakan. Selain itu Anda juga tidak perlu melakukan penyaringan yang dilanjutkan dengan proses mencampurkan semen dan pasir seperti semen pada umumnya.

  • Lebih Hemat Bahan

Tingkat ketebalan mortar yang digunakan dalam merekatkan keramik telah diatur sedemikian rupa menggunakan alat tersendiri. Adapun mana alat tersebut adalah trowel gerigi. Dengan begitu campuran yang digunakan bisa menjadi lebih sedikit dibandingkan adukan semen dan pasir biasa sehingga bisa lebih hemat bahan baku dan lebih praktis. 

  • Tahan Lama dan Lebih kuat

Penggunaan mortar untuk merekatkan keramik bisa membuat keramik lebih awet dan kuat. Hal ini karena mortar mempunyai daya rekat yang sangat kuat dan merata. Dengan begitu keramik tidak akan mengalami popping maupun pecah sehingga lebih tahan lama. Hal tersebut secara otomatis membuat usia pakai keramik dinding jadi lebih lama. 

  • Hemat Pengeluaran

Penggunaan mortar yang  mudah membuat waktu pengerjaan menjadi lebih singkat, menghemat bahan dan juga lebih kuat menyebabkan biaya total pengerjaan sebuah bangunan jadi lebih rendah dibanding adukan semen pasir biasa. Hal ini tentunya akan membuat Anda bisa lebih menghemat pengeluaran. 

Cara Penggunaan Mortar untuk Perekat Keramik Dinding

Cara Menggunakan mortar untuk merekatkan keramik sangatlah mudah sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja meski bukan profesional. Adapun cara penggunaanya sendiri adalah sebagai berikut:

Langkah Pertama

Anda harus mempersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti hand mixer, palu karet dan roskam bergerigi. Selain itu persiapkan juga tempat kerjanya. Jadi pastikan permukaan keramik atau benda yang akan diaplikasikan mortar sudah dibersihkan dan terbebas dari kotoran, debu, lilin, cat minyak dan berbagai partikel lainnya yang merugikan. 

Langkah Kedua

Campurkan mortar yang akan digunakan untuk merekatkan keramik dinding dengan air. Adapun proses pencampuran ini bisa dilakukan secara manual. Namun akan lebih baik jika Anda menggunakan mesin mixing untuk mencampurkannya. 

Tujuannya supaya semen dan air bisa tercampur dengan lebih merata dan maksimal. Ketika mengaduk campurkanlah air secukupnya saja jangan terlalu berlebihan. Selanjutnya diaduk selama 3 hingga 4 menitan. 

Langkah Ketiga

Tahap selanjutnya adalah tahap pengaplikasian mortar pada dinding yang akan dipasangi keramik. Mortar yang telah dicampur dengan air bisa langsung diaplikasikan pada dinding untuk merekatkan keramik menggunakan Trowel bergerigi. Caranya cukup mudah, Anda hanya perlu mengaplikasikan mortar pada permukaan dinding yang tidak terlalu luas kemudian pukul secara perlahan keramik menggunakan palu karet hingga keramik menempel. 

Pastikan dalam proses pengaplikasian material tidak menghabiskan waktu lebih dari 15 menit. Hal ini karena adukan mortar yang ada di dalam ember tidak memiliki daya rekat yang maksimal lagi. Apalagi jika adukan tersebut sudah melebihi 2 jam dari waktu awal pengadukan.

Demikianlah pembahasan mengenai penggunaan mortar untuk perekat keramik dinding. Anda bisa mencoba beberapa langkah di atas agar lebih mudah dalam proses pengaplikasiaanya. Semoga pembahasan ini bermanfaat dan bisa membantu Anda.

Cara Mencegah Dinding Mudah Lembab

Dinding yang lembab dapat menyebabkan tumbuhnya jamur dan menjadi tempat kuman berkembang biak. Karena itu penting sekali mencegah dinding agar tidak lembab.

 

***

Dinding di dalam rumah Anda merupakan bagian penting yang berhadapan langsung dengan penghuninya. Namun ada kalanya dinding menjadi lembab yang disebabkan oleh berbagai faktor.

Penyebab dinding menjadi lembab umumnya adalah rembesan air atau uap air yang tertahan di dalam ruangan. Apabila ini dibiarkan maka jamur dan kuman akan senang untuk tumbuh di area tersebut.

Agar kesehatan Anda dan keluarga tetap terjaga maka lakukan beberapa cara untuk mencegah dinding lembab berikut ini.

 

  1. Perhatikan Ventilasi di Dalam Rumah Anda

Ventilasi adalah hal penting untuk mencegah kelembaban pada dinding rumah Anda. Ventilasi yang baik akan memungkinkan aliran udara berganti sehingga kelembaban adalah suatu hal yang sulit terjadi.

Pada dasarnya seluruh aktivitas manusia menghasilkan lembab. Maka, kelembaban tersebut harus dialirkan ke sebuah tempat.

Pastikan agar aliran udara mengarah keluar rumah dan bukan kembali ke dalam rumah. Begitu pula apabila aliran udara itu kembali lagi ke arah atap atau langit-langit. Sebab jika itu terjadi maka dinding juga akan mudah menjadi lembab pula.

 

  1. Upayakan Agar Cahaya Mudah Memasuki Ruangan

Kelembaban tidak akan terjadi apabila ada udara atau hawa yang hangat. Maka salah satu solusi untuk mencegah dinding lembab adalah dengan mengupayakan masuknya cahaya.

Ada beberapa cara agar cahaya alami dapat masuk ke dalam ruangan. Mulai dari menggunakan genteng transparan, atau sering membuka jendela cukup lebar.

Agar pencahayaan lebih maksimal maka Anda dapat membuat jendela baru yang mengarah ke arah terbit matahari apabila memungkinkan. Dengan begitu udara akan bersirkulasi dengan baik di tengah kondisi hangatnya cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan.

 

  1. Memasang Kipas Exhaust

Penggunaan exhaust sangat bermanfaat apabila dipasang pada area yang memiliki kelembaban tinggi. Area tersebut antara lain adalah kamar mandi, dapur, atau gudang.

Apabila Anda senang mandi air hangat maka exhaust menjadi hal yang bersifat “wajib” Anda miliki. Karena mandi air hangat akan menimbulkan uap air. Apabila uap air ini dibiarkan mengendap di dalam kamar mandi maka akan menyebabkan lembab.

Apabila lembab dibiarkan, kamar mandi akan mudah ditumbuhi jamur dan lumut yang akan membahayakan Anda dan keluarga.

 

  1. Hindari Mengeringkan Baju di Dalam Rumah

Cara sederhana namun efektif untuk mencegah lembab adalah dengan tidak mengeringkan baju di dalam rumah. Mungkin jika di musim hujan cukup wajar untuk mengeringkan cucian di dalam rumah. Akan tetapi upayakan agar tidak terlalu sering melakukannya.

Sebab, walaupun sudah dikeringkan di mesin pengering tetap ada resiko air yang menetes dari cucian tersebut. Begitu pula cucian yang digantung di dalam ruangan membawa uap air. Uap air ini dapat menyebabkan kelembaban pada dinding ruangan.

 

  1. Gunakan Tutup Panci Saat Memasak

Hal sederhana namun efektif berikutnya adalah menggunakan tutup panci saat memasak. Terlebih lagi jika Anda memasak sesuatu yang menghasilkan banyak uap air.

Apabila di dalam dapur Anda tidak tersedia exhaust atau saluran pembuangan udara, maka cara terbaik adalah dengan menggunakan tutup pada panci Anda.

Dengan menutup panci atau wadah memasak Anda, uap air yang dihasilkan akan jauh berkurang. Dengan begitu dapat mengurangi resiko terjadinya lembab pada dinding.

Ini merupakan cara yang murah namun efektif untuk mencegah kelembaban pada dinding rumah Anda, terutama pada dinding dapur.

***

Itulah beberapa cara mencegah dinding agar tidak lembab. Dinding yang lembab dapat menyebabkan jamur dan mudah dihinggapi organisme lain yang beresiko terhadap kesehatan Anda dan keluarga.

Apabila Anda menghadapi masalah berkaitan dengan dinding yang lembab, konsultasikan bersama tenaga kontraktor atau interior yang profesional.

Mengapa Rumah Industrial Sangat Diminati?

Dari sekian banyak gaya desain bangunan, ada sebuah aliran yang semakin banyak
disukai yaitu industrial. Pertanyaannya, mengapa rumah industrial sangat diminati
belakangan ini?
Dilansir dari Renopedia, dari tahun ke tahun gaya desain industrial terus meraih
popularitas. Bahkan bukan hanya rumah tinggal, tetapi juga kantor dan area bisnis
semakin akrab dengan gaya ini.
Karena itu menarik untuk disimak apa yang membuat rumah industrial sangat diminati.
Berikut beberapa diantaranya:

1. Unik
Ada satu kata yang mampu menjadi jawaban utama dan pertama tentang mengapa
gaya industrial semakin populer. Jawabannya adalah: UNIK.
Rumah yang menggunakan desain industrial menawarkan sesuatu yang berbeda. Jauh
dari kesan main aman, mudah diprediksi dan semakin lama semakin membosankan
dari desain-desain rumah yang selama ini ada. Banyak orang sudah bosan dengan
gaya mewah bagaikan istana.
Industrial memberikan tempat bagi pendekatan yang menekankan unsur-unsur
“mentah” apa adanya dan sederhana. Singkatnya, less is more.

2. Rumah Industrial Terasa Spesial
Karena keunikannya itulah, maka rumah dengan gaya bahasa desain industrial akan
terasa spesial. Bisa jadi rumah Anda akan berbeda jauh dengan rumah lainnya jika
menggunakan gaya ini.

Sementara itu, kebanyakan orang memang cenderung mencari pilihan yang paling
‘aman’ dan termurah. Wajar juga apabila Anda cenderung mencari yang seperti itu.
Tetapi, apabila Anda berani mengambil risiko dengan menggunakan desain industrial,
maka pengeluaran anggaran Anda akan sepadan!
Sebab setiap elemen yang ada di dalam desain yang terinspirasi dari era revolusi
industri abad ke – 19 ini terasa spesial. Mulai dari gaya layaknya pabrik, ekspos
terhadap material, bagian rumah yang terkesan setengah jadi namun tetap estetik serta
berbagai detail lainnya. Seluruhnya membuat rumah menjadi spesial.

3. Memberikan Ruang Ideal untuk Bekerja dan Bertempat Tinggal
Dengan gaya desain yang mengutamakan pencahayaan yang cerah dan estetik, tidak
heran apabila industrial style bukan saja diminati untuk membangun rumah, namun juga
kawasan perkantoran. Seiring dengan semakin banyaknya kalangan profesional yang
tidak bekerja di kantor, banyak dari mereka yang ingin memiliki sebuah ruang untuk
fokus bekerja.
Bangunan bergaya industrial mampu memberikan sensasi sebuah tempat tinggal yang
juga nyaman untuk bekerja sehari-hari. Ditambah dengan perubahan pola hidup setelah
pandemi, ruang untuk bekerja dan hidup sehari-hari yang semakin pudar mampu
diakomodir oleh rumah dengan desain industrial.

4. Rumah Industrial Memiliki Keseimbangan Estetik
Memang benar rumah dengan desain seperti ruang bekerja seolah memaksa orang di
dalamnya untuk ‘bekerja.’ Tetapi jangan keliru, sebab sebagaimana dikutip dari
Inman.com, jika rumah hanya digunakan untuk bekerja tanpa bermain, maka hanya
akan menjadi tempat yang membosankan.
Oleh karena itu, rumah bergaya industrial mampu menyeimbangkan unsur bekerja dan
beristirahat. Semua itu datang dari unsur natural, hangat dan terasa homey. Sehingga

membuat penghuninya merasa nyaman berlama-lama di dalamnya. Sekaligus di sisi
lain terdapat berbagai aksen edgy yang menimbulkan kesan professional, mutakhir, dan
tegas.

5. Kesan Pertama yang Tak Terlupakan
Jika Anda ingin memberikan kesan pertama mendalam kepada siapa saja yang
memasuki rumah Anda, maka desain industrial adalah pilihan tepat bagi Anda. Semua
itu timbul dari penggunaan material yang terkesan kasar namun kuat. Selain itu unsur di
dalamnya yang menekankan kesederhanaan dan apa adanya memberikan nuansa
berbeda dari rumah lain.
Penggunaan bahan bangunan berkualitas dipadukan dengan unsur kontras antara baja
dan kayu, membuat gaya desain ini abadi dan tak terlupakan bagi siapa saja yang
melihatnya.
Itulah beberapa alasan mengapa rumah industrial sangat diminati dan terus meraih
popularitas di era modern ini. Apakah Anda tertarik untuk menerapkan gaya desain
yang sama?

Tips Membangun Pondasi Rumah Tahan Gempa

Indonesia khususnya sepanjang Sumatra, Jawa, sampai Bali dikenal memiliki sesar aktif. Oleh karena itu saat membangun rumah Anda harus perhatikan struktur pondasinya. Pondasi rumah tahan gempa adalah kunci sekaligus sebagai kekuatan utama seluruh bangunan. Bagaimana cara membuat bangunan yang mampu menahan gempa?

1. Memilih Lokasi dengan Kondisi Tanah Keras

Jika memungkinkan, pilihlah lokasi rumah yang akan dibangun pada tempat dengan kondisi tanah cukup padat. Hal ini karena tanah berkarakter lunak atau keropos berpotensi bahaya. Walaupun dipaksakan maka harus dipadatkan dahulu.

Solusi terbaik adalah memilih lokasi rumah dengan tanah yang terdiri dari kerikil, tanah konsolidasi, atau pasir lempung. Selain itu usahakan hindari lokasi yang berada di lereng dengan kecuraman ekstrem.

2. Menanam Pondasi dengan Kedalaman yang Cukup

Tips berikutnya untuk membangun pondasi rumah tahan gempa yaitu menggunakan sistem pondasi batu kali. Agar kekuatannya semakin maksimal, letakkan di kedalaman sekitar 45 cm dari permukaan rumah.

Akan tetapi jika Anda akan membangun rumah dua lantai maka masukkan pondasi tersebut lebih dalam lagi tepatnya sekitar 60 cm dari permukaan tanah. Demi menjamin kekuatan yang lebih maksimal lagi, Anda bisa menambahkan pondasi telapak atau sumuran di beberapa lokasi.

3. Material Pondasi Harus Cukup

Dalam membuat pondasi rumah yang mampu menahan gempa maka materialnya harus cukup. Jangan hanya karena ingin menghemat biaya justru membahayakan struktur pondasi. Selain beresiko tidak mampu menahan guncangan, daya tahan dalam kondisi normal pun dapat berkurang kekuatannya.

Gunakan bahan dasar pondasi sesuai standar agar meraih kepadatan ideal. Gunakan pasir halus, kerikil, serta semen dengan tingkat presisi yang baik. Dengan begitu Anda dapat mencegah terbentuknya retakan kecil yang berpotensi menjadi besar jika  material tidak baik.

4. Bangunan Harus Simetris

Ketika merancang rumah dan sebelum menanam pondasi pastikan supaya rumah memiliki tingkat simetris yang baik. Kondisi ini dapat membuat kekokohan rumah semakin meningkat.

Apabila bangunan Anda simetris maka tidak akan ada bagian yang berat sebelah. Dengan begitu ketika terjadi goncangan maka akan lebih aman. Sebaiknya pada tahap renovasi atau pembangunan Anda menghubungi ahli atau orang yang memiliki kecakapan dalam merancang hunian dengan tingkat presisi tinggi.

5. Ketinggian Bangunan Mempengaruhi Daya Tahan Terhadap Gempa

Selain bentuk bangunan yang simetris, tinggi rumah juga mempengaruhi daya tahan dari gempa. Semakin tinggi hunian Anda maka beban yang harus dipikul oleh pondasi akan semakin besar pula.

Logika sederhananya, semakin tinggi rumah Anda maka pondasi juga harus semakin kuat. Dalam hal ini maka kembali lagi ke tahap perencanaan yang baik untuk mendapatkan komposisi pondasi yang sesuai dengan kebutuhan.

6. Membuat Balok untuk Mengikat Pondasi

Setelah Anda mendapatkan pondasi batu, waktunya untuk membuat balok pengikat atau sloof. Fungsi dari sloof ini untuk menyebarkan beban ke seluruh badan pondasi. Beban yang tersebar merata ini akan membuat resiko rumah retak ketika terjadi guncangan akan lebih kecil.

Agar sloof tetap kokoh di bagian atas pondasi ikatlah badan sloof dengan angker sepanjang ½ m. Dengan begitu pondasi batu kali akan semakin meningkat kekuatannya karena kehadiran balok pengikat tersebut.

7. Mengikat Pondasi, Sloof, dan Kolom

Agar kekokohan pondasi semakin baik Anda perlu mengikatkan seluruh bagian. Mulai dari pondasi, sloof , dan kolom jadi satu. Pastikan seluruh bagian yang terikat dapat terintegrasi dengan baik sehingga saat terjadi gempa, seluruh getaran dari dalam tanah dapat disebar merata.

Fungsi dari ikatan yang baik ini memang untuk menyebarkan getaran ke seluruh bagian rumah. Jadi tidak ada satu bagian rumah yang harus menahan seluruh tekanan. Jika itu terjadi maka kemungkinan besar akan mendapatkan beban berlebih yang beresiko retak bahkan roboh.

Membangun pondasi rumah tahan gempa adalah hal yang sangat penting untuk Anda lakukan. Bangunlah hunian terbaik yang aman untuk menaungi seluruh keluarga dan orang yang Anda cintai.

 

Apa Itu Retaining Wall dan Apa Fungsinya?

Saat menjalankan proses konstruksi ada sebuah struktur yang penting di dalam bangunan. Struktur yang dimaksud adalah retaining wall. Apa yang dimaksud dengan istilah ini dan apa fungsinya?

Artikel ini akan menjelaskan mengenai retaining wall termasuk fungsi sampai dengan jenisnya. Mari simak lebih lanjut.

Apa yang Dimaksud dengan Retaining Wall?

Retaining wall adalah struktur yang dirancang untuk menahan tanah atau material lain yang cenderung bergerak atau terkikis. Dinding ini biasanya digunakan untuk mencegah longsor, mengontrol erosi, atau menciptakan permukaan datar di lahan yang miring. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai elemen estetika atau arsitektur, misalnya untuk membuat teras, taman, atau kolam.

Sehingga dengan pengertian diatas maka fungsi dari retaining wall adalah untuk mencegah pergeseran tanah atau material lainnya apabila terjadi perubahan elevasi secara tiba-tiba. Hal ini penting mengingat banyak wilayah Indonesia yang rawan akan terjadinya pergeseran tanah.

Apabila pembangunan retaining wall diperhatikan maka akan terwujud hunian yang aman untuk ditempati.

Struktur ini sendiri berfungsi untuk menahan agar tanah tetap berada di tempatnya sekaligus mempertahankan perbedaan ketinggian permukaan tanah. Apabila ada beban yang diterima dari luar maka akan ditransmisikan secara aman menuju pondasi melalui struktur penahan yang dirancang untuk menahan tanah atau backfill.

Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Saat Memilih Retaining Wall

Saat akan membangun bagian dinding penahan tanah ini ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

  • Tinggi dan kemiringan tanah yang akan ditahan
  • Jenis dan sifat tanah yang akan ditahan
  • Beban dan tekanan yang akan diterima oleh dinding
  • Biaya dan waktu pembangunan
  • Estetika dan desain retaining wall

Jenis yang Umum

Secara umum ada beberapa jenis retaining wall yang kerap dibangun dan dipasang di dalam sebuah proyek konstruksi. Dilansir dari berbagai sumber, berikut diantaranya:

1. Gravity Wall

Gravity wall adalah dinding yang mengandalkan berat sendiri untuk menahan tanah. Biasanya dibuat dari beton, batu, atau bata. Jenis ini cocok untuk menahan tanah dengan tinggi dan kemiringan rendah hingga sedang. Begitu pula mampu menanggung beban dan tekanan rendah hingga sedang.

Gravity wall mudah dibangun dan murah, tetapi membutuhkan lahan yang cukup luas untuk pondasi dan stabilitasnya.

2. Cantilever Wall

Cantilever wall adalah dinding penahan dengan lengan atau sayap horizontal di bagian bawah yang menjorok ke dalam tanah. Seringkali dibuat dari beton bertulang atau baja. Cantilever wall cocok untuk menahan tanah dengan tinggi dan kemiringan sedang hingga tinggi, serta beban dan tekanan sedang hingga tinggi.

Dinding penahan ini lebih kuat dan lebih hemat lahan daripada gravity wall, tetapi membutuhkan perhitungan dan konstruksi yang lebih rumit dan biayanya lebih besar.

3. Sheet Pile Wall

Dinding ini terdiri dari lembaran tipis yang ditancapkan ke dalam tanah secara vertikal. Sheet pile wall biasanya dibuat dari baja, kayu, atau plastik. Jenis yang satu ini kerap digunakan untuk menahan tanah dengan tinggi dan kemiringan rendah hingga sedang. Juga mampu menahan beban dan tekanan rendah hingga sedang.

Sheet pile wall efektif untuk menahan air atau lumpur. Jenis ini juga mudah dibangun dan murah, tetapi kurang kuat dan tahan lama apabila dibandingkan dengan jenis retaining wall lainnya.

4. Anchored Wall

Sebuah retaining wall yang dilengkapi dengan kabel atau batang baja yang ditanam ke dalam tanah kemudian diikat dengan jangkar di ujungnya.

Anchored wall biasanya dibuat dari beton bertulang atau baja. Jenis dinding penahan ini mampu menahan tanah dengan tinggi dan kemiringan tinggi juga menahan beban dan tekanan tinggi. Jauh lebih kuat dan stabil daripada jenis retaining wall lainnya. Di sisi lain untuk membangunnya membutuhkan teknologi dan biaya yang lebih tinggi.

Demikian pembahasan mengenai retaining wall dan fungsinya. Anda juga sudah mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis yang umum digunakan pada konstruksi bangunan. Semoga dapat menjadi referensi Anda dalam membangun hunian dan bangunan yang lebih aman dan terlindung dari pergeseran tanah yang kerap terjadi di Indonesia.

Apa itu Beton Serat dan bagaimana penggunaannya

Penerapan beton serat telah menjadi inovasi penting dalam industri konstruksi, yang memungkinkan meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap retak dalam berbagai jenis struktur. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara rinci penerapan beton serat, keuntungannya, jenis serat yang digunakan, serta contoh penggunaan di berbagai proyek konstruksi.

Pengenalan Beton Serat:

Beton serat adalah jenis beton yang diperkuat dengan penambahan serat sintetis atau serat alami. Serat ini berfungsi sebagai perkuatan tambahan yang mengurangi risiko retak dan memperbaiki sifat mekanik beton. Beton serat adalah pilihan yang populer untuk berbagai jenis konstruksi, termasuk jembatan, lantai, dinding, dan banyak lagi.

Jenis Serat yang Digunakan:

Ada berbagai jenis serat yang dapat digunakan dalam beton serat. Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Serat Polipropilena: Serat polipropilena adalah serat sintetis yang tahan terhadap korosi, ringan, dan mudah diaplikasikan. Mereka digunakan untuk meningkatkan kekuatan tarik beton dan ketahanan terhadap retak.
  2. Serat Polietilena: Serat polietilena adalah serat sintetis lainnya yang memiliki sifat yang mirip dengan serat polipropilena. Mereka sangat baik dalam meningkatkan ketahanan terhadap retak dan dapat digunakan dalam beton pracetak maupun tempat (cast-in-place).
  3. Serat Baja: Serat baja adalah serat logam yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan tarik beton. Mereka sangat efektif dalam mengontrol retak dan digunakan dalam aplikasi struktural yang membutuhkan daya tahan mekanik tambahan.
  4. Serat Kaca: Serat kaca adalah serat yang terbuat dari bahan komposit kaca yang diberi lapisan khusus. Mereka sangat tahan terhadap korosi dan digunakan dalam aplikasi yang memerlukan ketahanan terhadap kimia.
  5. Serat Alami: Serat alami seperti serat rami, serat jerami, atau serat kelapa juga dapat digunakan dalam beton serat. Mereka biasanya digunakan dalam aplikasi yang lebih ringan, seperti pembuatan meja atau barang dekoratif.

Keuntungan Penerapan Beton Serat:

Penerapan beton serat memiliki sejumlah keuntungan yang membuatnya menjadi pilihan yang menarik dalam konstruksi modern:

  1. Meningkatkan Kekuatan Tarik: Penambahan serat ke dalam beton secara signifikan meningkatkan kekuatan tariknya. Ini penting dalam mencegah retak dan memberikan daya tahan yang lebih baik terhadap beban bekerja.
  2. Ketahanan Terhadap Retak: Salah satu keunggulan utama beton serat adalah kemampuannya untuk mengontrol dan mengurangi retakan yang dapat terjadi selama proses pengeringan atau pembebanan. Hal ini terutama penting dalam konstruksi bangunan beton yang besar seperti jembatan, lantai gudang, dan dinding penahan.
  3. Kekuatan yang Konsisten: Beton serat memberikan kekuatan yang lebih konsisten dibandingkan dengan beton konvensional. Ini membantu menghindari kerusakan akibat retakan tak terkendali.
  4. Peningkatan Daya Tahan terhadap Beban Gempa: Beton serat sering digunakan dalam konstruksi daerah berpotensi gempa karena kemampuannya untuk meningkatkan daya tahan struktural. Serat membantu meredam getaran selama gempa dan dapat mengurangi risiko kerusakan parah.
  5. Memperpanjang Umur Bangunan: Dengan mengurangi retak dan mengendalikan kerusakan struktural, beton serat membantu memperpanjang umur bangunan. Ini mengurangi biaya pemeliharaan dan perbaikan jangka panjang.
  6. Perbaikan Kualitas Permukaan: Beton serat membantu menciptakan permukaan yang lebih tahan terhadap aus, goresan, dan abrasi. Ini sangat berguna dalam lantai gudang, parkir, atau jalan raya yang menerima beban berat dan penggunaan yang tinggi.
  7. Penurunan Biaya Konstruksi: Dalam beberapa kasus, penggunaan beton serat dapat mengurangi biaya konstruksi. Ini karena dapat memungkinkan pengurangan ketebalan beton yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kekuatan.

Contoh Penerapan Beton Serat:

  1. Jembatan: Banyak jembatan modern menggunakan beton serat untuk meningkatkan daya tahan terhadap gempa, mengurangi risiko retak, dan memperpanjang umur layanannya.
  2. Lantai Industri: Lantai gudang, pabrik, dan fasilitas industri sering menggunakan beton serat untuk mengurangi keausan akibat lalu lintas berat dan penggunaan mesin berat.
  3. Dinding Penahan: Dalam konstruksi dinding penahan atau pelabuhan, beton serat digunakan untuk menghadapi beban berat dan kerusakan air laut.
  4. Bangunan Komersial: Beberapa bangunan komersial menggunakan beton serat dalam lantai dan dinding untuk meningkatkan daya tahan dan mengurangi biaya pemeliharaan.
  5. Infrastruktur Transportasi: Jalan raya dan landasan pacu bandara adalah contoh lain di mana beton serat digunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap retak dan beban berat.
  6. Konstruksi Rumah: Beton serat juga dapat digunakan dalam konstruksi rumah, terutama dalam elemen struktural seperti dinding dan lantai.

Penerapan beton serat telah membuktikan diri sebagai inovasi yang berharga dalam industri konstruksi modern. Dengan peningkatan kekuatan, ketahanan terhadap retak, dan umur layanan yang lebih lama, beton serat membantu membangun struktur yang lebih tahan lama dan aman, serta mengurangi biaya pemeliharaan jangka panjang.