Di dunia konstruksi dan properti ada beberapa resiko yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah kemungkinan terjadinya kegagalan konstruksi bangunan. Dalam hal ini dapat berupa rumah, gedung, atau struktur lainnya.
Keberhasilan maupun kegagalan yang terjadi dapat berasal dari berbagai faktor. Apalagi banyak bidang profesi yang terkait di dalam proses pembangunan. Akan tetapi apabila Anda dapat memperhatikan beberapa hal penting maka resiko dapat diminimalisir sekecil mungkin.
Penyebab Kegagalan Konstruksi Bangunan yang Umum Terjadi
Ada berbagai penyebab kegagalan konstruksi bangunan yang dapat dialami baik ketika dalam proses maupun saat sudah jadi. Kegagalan dalam hal ini juga dapat ditandai dari terjadinya kerusakan, keropos, atau perubahan bentuk dan derajat kemiringan bangunan.
Agar hal itu tidak terjadi perhatikan beberapa penyebab kegagalan yang umumnya dialami sebagai berikut:
1. Terjadi Kesalahan Saat Tahap Perencanaan
Perencanaan adalah tahap yang paling penting dalam sebuah proyek konstruksi. Seluruh standarisasi baik prosedur, peralatan, syarat kemampuan pekerja, dan hal rinci lainnya harus sudah dibuat sejak perencanaan. Pastikan seluruh bahan baku, sumber daya manusia, dan prosedur pekerjaan sesuai dengan rencana yang sudah dbuat.
Gunakan metode dan penghitungan yang benar-benar tepat agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari. Sebab jika proyek sudah berjalan akan sangat sulit mengembalikan lagi ke tahap awal jika perencanaannya saja sudah salah.
2. Pengawasan yang Tidak Sesuai Standar
Apabila perencanaan sudah disusun dengan sebaik mungkin maka faktor lain yang dapat menyumbangkan kegagalan konstruksi ada pada pengawasannya. Diperlukan seorang atau sekelompok orang yang bertugas mengawasi apakah pekerjaan sudah sesuai dengan rencana yang dibuat.
Pengawas harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup agar tidak terjadi kegagalan struktur dan prosedur kerja. Apabila pengawasan dilakukan dengan serampangan maka dapat beresiko besar pada hasil akhir bangunan. Karena itu pihak yang bertugas mengawasi harus sungguh-sungguh memahami seperti apa rencana kerja yang ada.
Pengawas tidak boleh serta merta menolak atau mengiyakan kegiatan pembangunan tertentu sebelum melakukan cek silang dengan rencana yang sudah ada.
3. Kegagalan Akibat Kesalahan Operasional
Dalam tahap pelaksanaan kegagalan struktur dapat terjadi karena beberapa faktor. Misalnya tidak dilakukannya pengujian nilai mutu, salah menerjemahkan spesifikasi, atau bisa juga penggunaan metode atau peralatan yang tidak sesuai.
Akan tetapi faktor yang paling krusial pada tahap ini terletak pada sumber daya manusia yang mengerjakannya. Para pekerja di sini sangat memiliki peranan penting dan tak dapat diluputkan bila terjadi kerusakan.
Di sisi lain, kesalahan tidak bisa dibebankan seluruhnya kepada pekerja. Karena sebetulnya kesalahan ada pula faktor dari kelalaian pengawasan yang bertumpu pada tiga pihak. Mulai dari konsultan, kontraktor, pengembang atau pemilik bangunan itu sendiri.
4. Kesalahan Pada Penggunaan Bangunan
Kegagalan konstruksi bangunan juga dapat terjadi ketika bangunan sudah jadi. Kesalahan biasanya terjadi karena penggunaan bangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan atau standar. Misalnya ada bagian tertentu yang tidak boleh dibebani terlalu berat namun di kemudian hari justru ditambahkan bagian lantai baru di atasnya.
Selain itu alih fungsi bangunan juga dapat berkontribusi pada kegagalan struktur. Konstruksi yang awalnya dibuat untuk rumah sakit misalnya justru diubah menjadi pusat perbelanjaan. Tentu saja perhitungan beban yang diterima bangunaan akan berbeda.
Itulah beberapa faktor penyebab kegagalan konstruksi bangunan yang dapat terjadi. Pastikan Anda bekerjasama dengan tenaga konstruksi profesional mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, sampai dengan pasca konstruksi agar mencegah hal tidak diinginkan pada kemudian hari.